Sabtu, 4 Oktober 2025

Partai Buruh Bakal Kerahkan 400 Ribu Orang dalam Aksi May Day 2023 

Partai Buruh akan melaksanakan aksi besar-besaran dalam memperingati Hari Buruh pada 1 Mei mendatang. 

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha
Partai Buruh Bakal Kerahkan 400 Ribu Orang dalam Aksi May Day 2023  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Buruh akan melaksanakan aksi besar-besaran dalam memperingati Hari Buruh pada 1 Mei mendatang. 

Aksi yang rencananya digelar di Gelora Bung Karno itu diklaim akan mengerahkan 400 ribu buruh.

"Kalau diizinkan, di Gelora Bung Karno 400 ribu buruh, petani, nelayan, mismin kota, pekerja rumah tangga, miskin desa, buruh dan tenaga honorer, kelas pekerja semua akan datang," kata Presiden Partai Buruh, Said Iqbal dalam konferensi pers Rakernas Partai Buruh pada Selasa (17/1/2023). 

Dalam aksi nanti, Partai Buruh tak hanya memperingati Hari Buruh, tetapi juga menyampaikan judicial review presidential threshold dan deklarasi bakal calon presiden  (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Kami akan deklarasi darah juang, capres dan cawapresnya Partai Buruh," ujar Said. 

Sementara terkait pengajuan judicial review presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden, Partai Buruh telah menunjuk tim hukumnya.

"Kita sudah tunjuk Ketua Tim Khusus kita yaitu Said Salahudin dan Wapres (Partai Buruh) Agus sebagai tim hukum," kata Said. 

Sebelumnya, Said Iqbal mengungkapkan rencana partainya untuk melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi terkait presidential threshold dalam Undang-Undang Pemilu. 

"Partai Buruh dalam Rakernas bersungguh-sungguh akan menggugat kembali presidential threshold dengan pengerahan masa besar-besaran," kata Iqbal kepada wartawan dalam Rapat Kerja Nasional Partai Buruh 2023 di Jakarta Barat, Minggu (15/1/2023). 

Lalu Said Iqbal juga mempertanyakan mengapa sosok capres yang dicalonkan itu-itu saja. Kemudian Said Iqbal juga mempertanyakan apakah tidak ada tokoh alternatif yang lebih merakyat.

Baca juga: Presiden Partai Buruh: Kami Bukan Partainya Cukong dan Dinasti

"Karena ini istilahnya sudah tos-tosan, kenapa kami harus memilih orang yang disodorkan itu-itu saja? Walaupun, mungkin mukanya beda, kenapa tidak ada calon alternatif? Tokoh yang lebih merakyat, yang didukung oleh kalangan akar rumput, kan harus diberi kesempatan," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved