Jokowi Dihujani Kritik setelah Singgung Pilpres Jatah Prabowo, Disebut Tak Etis hingga Tak Sensitif
Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Pilpres 2024 sepertinya jatah Prabowo Subianto memantik sejumlah kritikan. Jokowi disebut tak etis.
Menurutnya ada banyak persoalan bangsa yang harus dipikirkan Jokowi, seperti urusan politik, hingga pandemi Covid-19, ketimbang urusan calon presiden.
"Saya kira Presiden tidak mesti terlalu jauh ikut meramaikan bursa pencapresan," ujarnya, dilansir Tribunnews.
PDIP Ingatkan Jokowi
Kritik untuk Jokowi juga hadir dari partai yang menaungi Presiden, PDIP.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengingatkan agar Jokowi tak terlibat dalam politik praktis.
Misalnya seperti urusan Pilpres mendatang.
"Presiden RI kan tidak boleh terlibat di dalam kontestasi pemilu," kata Basarah ditemui di Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/11/2022).
Jokowi Kehilangan Sensitivitas
Sementara itu, pengamat Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menyebut Jokowi kehilangan sensitivitasnya.
Ia juga menambahkan, Jokowi ingin menunjukkan level capaian politiknya yang jauh berbeda dengan mereka yang kalah dalam pilpres sebelumnya.
"Hal itu seolah ingin menunjukkan level capaian dan kelas politiknya yang jauh berbeda dibanding mereka yang kalah Pilpres."
"Jokowi seolah kehilangan sensitivitasnya," ujar Umam dalam keterangannya, Rabu (9/11/2022), dilansir Tribunnews.
Umam menegaskan, Jokowi seharusnya paham dan lebih sensitif, karena karier politiknya tidak lepas dari peran Prabowo yang mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2012 dan peran Megawati yang mendukungnya di Pilpres 2014 dan 2019.
"Dalam tradisi Jawa, sebaiknya Jokowi kembali memahami nasehat ojo dumeh, jangan mentang-mentang, karena di balik capaian dan prestasi kita, selalu ada peran orang lain di belakangnya," tegasnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Mario Christian Sumampow, Fersianus Waku, Malvyandie Haryadi)