Senin, 6 Oktober 2025

Jokowi Dihujani Kritik setelah Singgung Pilpres Jatah Prabowo, Disebut Tak Etis hingga Tak Sensitif

Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Pilpres 2024 sepertinya jatah Prabowo Subianto memantik sejumlah kritikan. Jokowi disebut tak etis.

Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan jalur laut saat mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (25/10/2022) - Presiden Jokowi menuai sejumlah kritikan setelah menyinggung jatah Pilpres dan dukungannya kepada Prabowo Subianto. 

"Karena setiap perkataan seorang penyelenggara negara, apalagi presiden, bisa berpengaruh pada situasi politik, bahkan kebijakan," tambahnya. 

Lebih lanjut, dalam hal perkataan Jokowi ke Prabowo, Bivitri menjelaskan hal tersebut bisa saja kelihatan remeh, tapi ada dua konteks makna di baliknya.

"Pertama dalam negosiasi politik yang sekarang ini tengah dilakukan. Kedua kebijakan yan mungkin harus atau akan diambil terkait dengan putusan MK mengenai menteri yang nyapres atau nyaleg," tegasnya. 

Lebih lanjut, perkataan Jokowi ini dinilai seakan-akan Indonesia bukan lagi negara demokrasi lagi, tetapi monarki. Sebab, penguasa selanjutnya harus disetujui oleh penguasa yang sekarang. 

Juga, tindakan ini seakan-akan menunjukkan pihaknya mau bergantian dalam menduduki kursi kepemimpinan. 

"Karena Prabowo kan dulu rival jokowi, jadi ganti-gantian saja. Sangat elitis, hanya siapa di lingkaran itu yang bisa ganti menggantikan," jelas Bivitri.

Baca juga: Hindari Politik Identitas, Pengamat Sarankan PDI Perjuangan dan PKS Gabung KIB

Tanggapan PKS

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid.
Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid. (Tribunnews.com/ Rahmat W. Nugraha)

Sementara itu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai pernyataan Jokowi mendukung Prabowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024 tidak etis.

"Iya (tidak etis)," kata Juru Bicara PKS M Kholid kepada Tribunnews.com, Rabu (9/11/2022).

Kholid mengatakan presiden merupakan kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

"Maka sikapnya harus sebagai negarawan bukan politisi semata apalagi menjadi supporter kandidat, itu tidak baik," ujarnya.

Baca juga: Sekjen PDIP Sebut Pernyataan Jokowi di HUT Perindo Bukan Dukungan untuk Prabowo Tapi Pujian

Menurut Kholid, seorang presiden harus berdiri di atas semua kelompok, bersikap adil, dan proporsional untuk semua.

"Tugas pemimpin menghadirkan sense of justice, sense of equity, jadi ada fairness. Inilah yang akan menjadi modal besar dalam merekatkan rasa persaudaraan sesama anak bangsa," imbuhnya.

Demokrat: Jokowi Terlalu Jauh

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan ditemui di kawasan parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (08/10/2022). (Mario Christian Sumampow)
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan ditemui di kawasan parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (08/10/2022). (Mario Christian Sumampow) (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

Sementara itu Ketua Dewan Kehormatan DPP Demokrat Hinca Panjaitan juga menyatakan bahwa Jokowi terlalu jauh dalam meramaikan bursa pencapresan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved