Kamis, 2 Oktober 2025

Pranata Humas Muda Kementan Ungkapkan Pentingnya Beras bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia

Beras merupakan komoditas yang istimewa, karena menyediakan mata pencaharian bagi sekitar 14 juta rumah tangga petani.

Editor: Content Writer
Kementan
Ilustrasi Swasembada beras 

Selain itu, beberapa hal yang menjadi justifikasi pemberian penghargaan IRRI kepada Pemerintah Indonesia adalah yang pertama, berdasarkan data Kementerian Pertanian, dalam 2 tahun terakhir,  yakni tahun 2020 s.d. 2021 produksi beras surplus. Produksi beras pada tahun 2020 sebesar 31,33 juta ton, konsumsi 29,37 juta ton, sehingga surplus 1,96 juta ton.

Dengan memperhitungkan carry over 2019 sebesar 5,94 juta ton dan stock di Bulog 511 ribu ton, maka surplus beras 2020 sebesar 7,39 juta ton. Produksi beras pada akhir 2021 diprediksi sebesar 31,82 juta ton, konsumsi 29,58 juta ton, sehingga surplus 2,24 juta ton. Dengan memperhitungkan carry over 2020 sebesar 7,39 juta ton, maka surplus beras 2021 sebesar 9,63 juta ton lebih.

Justifikasi kedua yaitu, terjadinya swasembada juga ditunjukkan bahwa selama tahun 2020 dan 2021 tidak ada impor beras medium/umum. Meskipun terdapat impor tahun 2020 hanya sebesar 17.000 ton, berupa beras khusus untuk keperluan hotel, restoran, kafe, dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia, serta beras fungsional yang sampai saat ini belum diproduksi di Indonesia.

Justifikasi ketiga, tidak terjadi gejolak harga pangan, khususnya beras. Harga beras medium/umum selama tahun 2020 dan 2021 sangat stabil berkisar antara Rp10-11 ribu per kg termasuk pada saat Hari Besar Keagamaan dan Tahun Baru. Gudang penyimpanan Bulog hampir setiap provinsi penuh dengan hasil serapan dari petani. Kondisi stok BULOG sampai Minggu ke II Desember 2021 terdapat 1,14 juta ton dalam kondisi aman.

Adinda menyebut bahwa penghargaan tersebut menjadi momentum bagi bangsa Indonesia yang mengandalkan beras sebagai komoditas pangan pokok dan strategis dimana juga menjadi mata pencaharian dan konsumsi utama makanan harian masyarakat Indonesia.

Ia juga mengingatkan jangan sampai swasembada yang terjadi pada tahun 1984 berulang karena dianggap hanya menjadi kebanggaan sesaat. "Seperti kata orang bijak, mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan," ujarnya.

"Ke depannya diharapkan kebijakan dan intervensi program akan terus meningkatkan resiliensi petani agar tetap produktif untuk mendukung ketahanan pangan nasional," pungkas Adinda. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved