Ketua DPR Puan Maharani Ajak Mahasiswa Lawan Fenomena Post-Truth Lewat Gerakan Hantam Hoaks
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti maraknya fenomena post-truth, terutama di masa Pandemi Covid-19.
“Akibatnya angka penularan Covid-19 meningkat serta bisa berujung kepada hilangnya nyawa seseorang. Ikhtiar kebangsaan kita untuk melawan Covid-19 dengan melakukan vaksinasi pun turut terpengaruhi oleh post-truth,” ujar Puan.
Puan juga bicara soal hoaks vaksinasi yang sempat menyebar beberapa waktu lalu.
Informasi bohong itu menyebut vaksinasi hanyalah proyek untuk keuntungan pihak tertentu, bahkan ada yang mengklaim vaksin berbahaya serta munculnya berbagai teori konspirasi lainnya.
“Padahal bukti-bukti ilmiah-nya sudah jelas, bahwa vaksinasi menyelamatkan nyawa orang dari Covid-19,” kata Puan.
Karenanya, Puan mengajak semua pihak untuk melawan fenomena post-truth.
Terutama, kata Puan, kalangan akademisi termasuk mahasiswa.
“Kita tidak boleh kalah melawan hoaks, karena dapat berujung kepada hilangnya nyawa saudara-saudari sebangsa setanah air. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya? Ini adalah persoalan trust, persoalan kepercayaan,” ujarnya.
Puan mengatakan, diperlukan pemahaman variabel-variabel yang dapat membuat orang percaya.
Ia menyebut, jutaan bukti empiris tidak akan cukup jika tidak didukung keahlian dalam meyakinkan orang sehingga akhirnya tetap saja post-truth yang menang.
“Jangan hanya berpikir bahwa orang akan langsung percaya dengan bukti ilmiah atau fakta yang kita sajikan. Kita harus memahami apa ketakutan terbesar orang, apa harapan terbesar mereka,” kata Puan.
“Dan jalur komunikasi mana yang terbaik bagi kita untuk bisa membuat orang percaya atau trust dengan apa yang kita sampaikan,” kata dia.
Untuk itu, dia menilai sudah tepat sekali webminar ini dilakukan. Hal tersebut dikarenakan salah satu bagian dari ilmu psikologi adalah mendalami cara berpikir manusia.
“Saya harap dari webinar ini dapat lahir solusi-solusi aplikatif yang dapat membantu gotong royong kebangsaan kita untuk melawan Covid-19,” ujar Puan.