KPAI: Pemerintah Harus Lindungi dan Penuhi Hak Anak yang Direkrut Jaringan Teroris
KPAI meminta peran pemerintah dalam menangani anak-anak yang terpapar paham radikal dan terlibat jaringan terorisme.
"Sementara secara pemahaman agama bisa jadi terbatas. Perekrut biasanya masuk melalui alumni, guru, dan lain-lain," kata Retno.
Baca juga: Densus 88 Dalami Struktur Kelompok 16 Orang Teroris NII Yang Ditangkap di Sumbar
Terlebih kata dia, perilaku intoleran di ranah anak-anak dapat dengan mudah dipengaruhi oleh perekrut.
Hal tersebut hanya dengan cara dimasuki pikiran-pikiran yang setuju dengan tindak kekerasan atas nama kebaikan dan agama.
"Sikap dan perilaku intoleran di kalangan anak-anak mudah dipengaruhi atau dimasuki pikiran-pikiran intoleran dan setuju kekerasan atas nama agama," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 AntiTeror Polri menggelar operasi senyap penangkapan teroris di wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/3/2922) pekan lalu.
Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, 16 tersangka terorisme di wilayah Sumbar itu berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
Ia juga membeberkan bahwa 16 tersangka teroris itu ditetapkan sebagai tersangka lantaran ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.
Polisi menyebut mereka berniat menggulingkan pemerintah dengan memanfaatkan situasi jika terjadi kekacauan.
"Memiliki niat menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau atau chaos," kata Aswin saat dikonfirmasi, Senin (28/3/2022).
Aswin menyebut para tersangka itu juga bertekad mengubah ideologi Pancasila dengan syariat Islam. Pada saat yang sama, mereka juga aktif merekrut anggota baru dari kalangan anak-anak di bawah umur.
"Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat dengan melibat anak-anak di bawah umur," kata Aswin.
Aswin mengatakan para tersangka itu juga aktif melakukan kegiatan i'dad atau latihan ala militer secara rutin lewat berbagai kegiatan.
"Merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan," jelasnya.
Namun, Aswin tidak merinci lebih lanjut lokasi yang dijadikan tempat latihan.
Dia hanya menjelaskan bahwa penangkapan 16 tersangka itu dilakukan untuk mengungkap struktur jaringan NII di tingkat pusat hingga daerah.
"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," kata dia.