Jumat, 3 Oktober 2025

Pesan Doni Monardo kepada Satgas Citarum Harum

Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo adalah “Kamus Hidup Citarum Harum”. Ada semacam keterikatan antara Bumi Siliwangi dengan Doni.

Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA
Doni Monardo bersama Satgas Citarum Harum di Cisanti, hulu Sungai Citarum, Sabtu (26/3/2022). 

Yang dimaksud adalah Safri Burhanuddin, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, IPTEK dan Budaya Maritim, Kemenko Marves.

Di kemudian hari Doni mendapat informasi, setelah Tb Haeru menyampaikan reaksinya, lalu pejabat di Kemenko Marves menukas lugas, “Ya sudah kalau itu maunya. Serahkan saja pada pak Doni.”

Mendapat “lampu hijau” dari Kemneko Marves, Doni Monardo makin kencang berlari menyiapkan segala sesuatu untuk operasi mulia, menghapus status “sungai terkotor” dari nama Citarum. Puncaknya, lahir Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

“Alhamdulillah, hari ini kita melihat semuanya positif. Kita doakan semoga para Dansektor, pak Kasdam, pak Pangdam yang sekarang memimpin, bisa melanjutkan perjuangan, karena ini tugas mulia,” ujar Doni Monardo.

Perubahan Perilaku

Perpres itu memiliki masa berlaku tujuh tahun. Itu artinya, Perpres 15/2018 akan berakhir tahun 2025. Masih ada sisa waktu untuk membuat program Citarum Harum berhasil secara permanen. Doni berharap, tidak sampai terjadi, pasca Perpres, Citarum kembali terbengkalai dan kotor kembali.

Persoalan mendasar, kata Doni Monardo adalah perubahan perilaku. Peraturan Presiden tentu tidak bisa memiliki durasi selama-lamanya. Sebaliknya jika sampai masa berlaku Perpres selesai, rasanya tidak elok jika meminta presiden memperpanjang. Sebab, itu bisa diartikan program belum berhasil.

“Maka tiga tahun ke depan harus kita maksimalkan untuk program perubahan perilaku,” ujar Doni Monardo. Ia juga tidak ingin tentara terus-menerus mengurusi Sungai Citarum. Tujuh tahun sudah cukup. Selanjutnya, peran tentara harus menjadi contoh, sehingga bisa diikuti oleh masyarakat.

Kalau toh ke depan tentara Siliwangi masih terlibat, perannya lebih kecil. Misalnya, hanya sebatas menjadi konsultan di bawah kendali Satgas. Pada saat itu, diharapkan masyarakat sudah memiliki kesadaran pentingnya menjaga Sungai Citarum. Tugas prajurit Siliwangi ke depan adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat.

Baca juga: “Bapak Air”, Pangkostrad Maruli Serta Pengakuan Doni Monardo

Terakhir, Doni Monardo menyinggung masukan dari seorang pembicara, mengenai perlunya Satgas Citarum Harum memiliki seragam khusus. Dengan demikian, masyarakat ke depan bukan patuh karena baju loreng prajurit Siliwangi, melainkan benar-benar karena kesadaran.

Atas usulan tersebut, Doni Monardo setuju. Kiranya Satgas Citarum Harum perlu memikirkan ide kostum yang sesuai, yang dikenakan oleh para prajurit Siliwangi maupun masyarakat sipil. Besar harapan Doni Monardo sebagai penggagas Citarum Harum, ke depan Citarum akan kembali ke fungsinya sebagai sumber kehidupan manusia dan sumber peradaban bangsa. (*)

Catatan Egy Massadiah dan Roso Daras

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved