Kamis, 2 Oktober 2025

Resesi Ekonomi

Resesi di Tengah Pandemi, F-PKS Minta Pemerintah Tak Hanya Sekedar Jaga Daya Beli Masyarakat

Anis Byarwati mengusulkan di tengah resesi yang resmi melanda Indonesia, sebaiknya pemerintah tak hanya sekadar menjaga daya beli

Penulis: Reza Deni
Editor: Sanusi
kafkadesk.org
ILUSTRASI 

Kemudian berlanjut bahkan semakin dalam yakni 13,47 persen pada kuartal II 1998.

Namun faktor penyebabnya sangat jauh berbeda sekali dengan resesi sekarang yakni dampak dari pandemi Covid-19.

"Memasuki tahun 2020 angka PMI kita Januari-Februari itu sudah diatas 51 persen. Itu artinya industri kita sudah masuk wilayah ekspansi. Tetapi harus jatuh di bulan ketiga yang memang ini adalah exogenous shock," ucap Faisal.

"Ada faktor eksternal yang bermain, ini tidak terjadi kepada Indonesia saja, sehingga sifatnya homogen tekanannya," tambahnya.

Faisal menambahkan yang membuat Indonesia dapat pulih karena domestic policy.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terkontraksi minus 3,49 persen di kuartal III 2020 (year-on-year/yoy).

Chatib Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Akan Positif di Kuartal I 2021

Ekonom senior Chatib Basri mengatakan pertumbuhan ekonomi sudah mulai turn around, meskipun Indonesia mengalami resesi.

"Dugaan saya pertumbuhan ekonomi akan mulai positif di kuartal I 2021. Kuartal IV 2020 ada kemungkinan ekonomi masih di zona negatif atau mendekati 0 persen," kata Chatib, Jumat (6/11/2020).

Mantan Menteri Keuangan tersebut menilai dari sisi pengeluaran semua, walau masih negatif juga telah menunjukkan perbaikan.

Menurutnya, peningkatan utama terlihat pada konsumsi pemerintah, yang tumbuh 9,76 persen akibat stimulus fiskal khususnya perlindungan sosial (BLT).

"Prospek 2021 akan sangat tergantung bagaimana penanganan pandemi. Porsi terbesar dari konsumsi RT adalah kelas menengah atas. Kelas menengah atas akan cenderung menabung dan enggan konsumsi jika situasi pandemi belum baik," tuturnya.

Mengenal Resesi dan Dampaknya, Respons Analis hingga Menkeu

Indonesia dipastikan mengalami resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terkontraksi minus 3,49 persen di kuartal III 2020 (year on year/yoy).

"Kalau kita bandingkan posisi triwulan ketiga tahun lalu masih mengalami kontraksi 3,49 persen. PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan secara kuartalan sebesar 5,05 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan virtual, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Harga Emas Antam Pagi Ini Persis di Posisi Rp 1 Juta per Gram

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved