Minggu, 5 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Yasonna: Saya Berdoa Jangan Sampai Maria Pauline Kena Covid-19

Ia takut perempuan buron selama 17 tahun itu terjangkit Covid-19 dan upaya MPL mengulur waktu hingga batas masa penahannya di Serbia habis.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly berbincang dengan tim Tribunnews tentang kesuksesan pemerintah menangkap Maria Pauline Lumowa di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Senin (13/7/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Ia menjalani pemeriksaan kesehatan dua kali, yaitu ketika hendak berangkat dari Serbia dan sesampai di Indonesia.

Kami juga periksa dokumen perjalanan, termauk apakah paspor Belanda MPL masih ada. 

Kalau paspor tidak ada, repotlah kami karena harus mengurus ke Kedubes Belanda.

Saya juga degdegan, karena ekstradisi harus dilaksanakan sebelum 16 Juli 2020, sesuai batas akhir masa penahanan di Serbia. 

Misalkan MPL kena Covid-19 dan harus menjalani perawatan kesehatan di Serbia melebihi batas waktu 16 Juli, kami gatot (gagal total).

Jadi memang ada juga faktor luck (keberuntungan) masih ada.

Saya sampai bertemu Presiden Serbia. Beliau menyatakan penting buat pemerintah Serbia menjaga hubungan baik dengan Indonesia.

Apakah keluarga MPL agar yang berupaya melobi Anda atau anggota tim lainnya?

Keluarganya tidak ada melobi kami.

Namun MPL tahu persis pemerintah Indonesia serius mengurus ekstradisi dirinya.

MPL sangat berharap proses ektradisi melampaui 16 Juli sehingga dia bisa bebas.

Saya dapat informasi MPL mulai gelisah ketika mengetahui proses ekstradisi terhadap dirinya berjalan lancar.

Di ruang tunggu bandara saya sengaja tidak menemui dia agar tidak muncul kecemasan.

Setelah diserahkan kepada kami oleh otoritas Serbia, selanjutnya MPL kami serahkan kepada Bareskrim Polri. 

Dalam pesawat Bareskrim memakaikan rompi tahanan warna oranye kepada MPL.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved