FPI Laporkan Gus Muwafiq, Ketua Komisi Dakhwah MUI: Saya Pikir Hak Semua Warga Indonesia
Majelis Ulama Indonesia melalui Ketua Komisi Dakwah, Cholil Nafis memberikan tanggapanya terkait dugaan pencemaran agama oleh Gus Muwafiq
TRIBUNNEWS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan tanggapan soal pelaporan Front Pembela Islam (FPI) kepada Gus Muwafiq atas isi ceramahnya yang diduga melecehkan agama.
Melalui tayangan Kompas Petang, Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis memberikan tanggapanya.
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis menanggapi pelaporan FPI kepada Gus Muwafiq terkait kasus dugaan pencemaran agama.
Pelaporan tersebut dinilai sah-sah saja karena hal tersebut adalah hak semua warga negara.
Cholil juga memahami jika sebagian orang memiliki pandangan yang berbeda, kepada seorang tokoh agama atau penceramah.
"Saya pikir hak semua warga Indonesia untuk memproses secara hukum apapun yang dianggap melanggar hukum, namun demikian kami paham akan ekpektasi orang kepada ustadz itu tidak boleh keliru, tidak boleh salah , karena ustad itu membawa risalah kenabian untuk meneruskan dakwah nabi muhammad saw," ujar Cholil Nafis.
Namun Ketua Komisi Dakwah MUI ini menggaris bawahi jika manusia selamanya tidak akan luput dari apa yang dinamakan salah dan khilaf.
Dirunut dari kasus Gus Muwafiq, menurut Cholil, mungkin ada sebagian orang, dan ulama yang tersinggung perasaanya terlebih ketika dalam ceramah mantan asisten Gus Dur seolah-olah Rasullah SAW dinisbatkan sebagai manusia biasa.
Isi ceramah Gus Muwafiq sebagaian orang ada yang menginterprestasikan seakan-akan Nabi Muhammad adalah orang yang penuh dengan kekurangan.
Sehingga dalam hal ini, isi ceramah Gus Muwafiq tersebut diindikasikan sebagai bentuk menistakan kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
Atas adanya kasus ini, Cholil Nafis meminta kepada semua pihak, terlebih yang merasa tersinggung atas ucapan Gus Muawafiq untuk memaafkannya.
"Bagi kami di umat Islam manusia itu tidak lepas risalah dan kesalahanya. Kalau ada salah kita tentu melihat tentang kebenaran-kebenaranya, dan tentunya kita harus lapang dada dalam menerima maafnya," ujar Cholil.
Dari peristiwa yang telah terjadi ini, Cholil menuturkan hendaknya bisa dijadikan pelajaran bagi semua orang khsusunya kepada para penceramah.
Hendaklah yang menjadi diskusi-diskusi, terlebih jika diskusi tersebut untuk kalangan individu, di wilayah yng terbatas, jangan sampai dibawa ke ranah umum.
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi kemungkinan orang-orang umum menjadi salah paham dan salah mengintrepetasikan.