Selasa, 30 September 2025

Pengaturan Sampah oleh Pemerintah Dinilai Sangat Mendesak

Pola ini berjalan karena dilandasi mindset bahwa sampah tidak berguna dan harus dibuang.

Editor: Eko Sutriyanto
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pekerja tengah mencari sampah plastik yang tersangkut di Kali Sunter, Sunter, Jakarta Utara, Senin (1/7/2013). Banyaknya sampah yang didominasi limbah rumah tangga ini menyangkut dikali tersebut, dimanfaatkan oleh pemulung untuk mengais rejeki. Sampah di Jakarta setiap harinya terus meningkat, meskipun Perda larang buang sampah ke kali sudah ditetapkan Pemprov DKI,. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Ia menyatakan industri daur ulang plastik telah berkembang pesat, terutama untuk jenis plastik yang memiliki nilai ekonomis seperti PET dan PP. “Tingkat daur ulang PET dan PP mencapai di atas 50%," ujarnya.

Potensi bisnis daur ulang plastik cukup besar karena tahun lalu, dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang bisa mencapai 400.000 ton per tahun.

Anggota ADUPI mencapai 400 anggota, dengan industri daur ulang kecil-kecil mencapai ribuan. Tenaga kerja yang terserap, mulai dari pemasok, pemulung, hingga ke penjualan, sekitar 3,5 juta-4 juta orang.

Baca: Lindungi Sungai di Pulau Bali dari Sampah Melalui Pemasangan 100 Trash Booms

Komunitas Plastik untuk Kebaikan (KPUK) sepakat plastik bukan untuk dihindari tetapi digunakan secara bijak.

Menurut Enni Saeni, Koordinator KPUK, komunitasnya akan membangun budaya memperlakukan sampah plastik dengan bijak.

“Kedepan kami akan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga secara mandiri," katanya.

Enny menegaskan, Komunitas PUK juga akan menerima sampah plastik yang sudah dikumpulkan oleh warga, dan ditukar dengan sembako murah.

“Ke depan, akan ada mobil komunitas yang akan berkeliling Jakarta, untuk membeli sampah-sampah plastik dari pemulung dan warga untuk ditukar dengan sembako murah,” ujarnya.

Namun Enni mengatakan, Komunitas PUK saat ini baru bisa menerima sampah botol pet. Karena sampah jenis lain, seperti kantong plastik, kemasan sachet dan kemasan produk lainnya masih sulit dijual kembali.

“Demand industri terhadap sampah kemasan sachet dan kantong plastik masih kecil,” tambahnya. Ia berharap ke depan sampah plastik jenis lain bisa dibangun demandnya melalui tempat-tempat pembelian sampah plastik

Persoalan masih kecilnya demand industri terhadap sampah kemasan sachet tentu menjadi masalah pelik.

Fakta menunjukkan bahwa tidak semua plastik sama. Tidak semua jenis plastik dapat didaur ulang. Saat ini demand industri yang besar hanya terhadap daur ulang plastik botol PET.

Ini menjadi tantangan bagi produsen pengguna kemasan plastik bagi produknya untuk bertanggung jawab terhadap sampah dari kemasannya.

Produsen seharusnya mengurangi penggunaan kemasan yang sulit didaur ulang, seperti kemasan sachet.

Produsen juga selayaknya bertanggung jawab mencari solusi bagi tumbuhnya demand industri atas hasil daur ulang kemasan produknya.

Dengan kebijakan pengaturan sampah yang integral dari pemerintah, serta tanggung jawab produsen untuk menangani sampah dari kemasan produknya tentu akan sangat mendukung tujuan pemerintah Indonesia mengurangi 70 persen sampah plastik di lautan pada 2025.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan