Rabu, 1 Oktober 2025

Cerita Meutya Hafid Saat Meliput Konflik di Irak, Disandera saat Dalam Perjalanan Menuju Baghdad

Mengawali karir sebagai seorang jurnalis, Meutya Hafid ternyata mendapat hadiah liputan ke luar negeri atas dedikasi dan kinerjanya

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima 

Jadi memang sangat chaotic, nuansa perang yang lebih mengerikan dari masuknya Amerika ke Irak.

Karena kita nggak tahu kapan bom akan terjadi, perang terjadi di mana, tiba-tiba bisa ada bom, atau ada penyerangan di pinggir jalan.

Bagaimana ceritanya Anda bisa ditawan oleh sekelompok pria bersenjata? Saat itu sedang berada dimana?

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di  Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Akhirnya (saya) berangkat untuk meliput pemilu pertama di Irak dan 10 hari di sana mungkin nggak banyak yang ingat saya sempat melaporkan langsung.

Tapi yang diingat banyak (orang) adalah yang waktu disanderanya.

(saya) Berencana pulang waktu itu melalui kota Amman, Yordania.

Sampai di Yordania ditelepon untuk diminta meliput hari Asyura, jadi masuk kembali ke Irak.

Ketika dalam perjalanan darat dari Amman menuju Baghdad, di tengah jalan kita berhenti di pom bensin.

Tepatnya di antara kota Ramadi dan Falujah.

Kita di situ diambil dan dibawa.

Mata saya ditutup, senjata (ditodongkan) di leher, kemudian mobil kita diambil alih.

Saya mencoba mengingat (jalan), belok kiri, belok kanan, tapi setelah dua jam saya nggak tahu dibawa kemana.

Ketika dibuka penutup mata yang saya lihat hanya gurun.

Dan ketika itu saya tahu, "Oh ini saya diculik."

Awalnya kan sempat nggak tahu maunya mereka apa ya, mau mengambil barang-barang kita atau lainnya.

Baca: Mengenal Meutya Hafid, Wartawan Perang yang Kini Jadi Ketua Komisi I DPR

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved