Kamis, 2 Oktober 2025

Cerita Meutya Hafid Saat Meliput Konflik di Irak, Disandera saat Dalam Perjalanan Menuju Baghdad

Mengawali karir sebagai seorang jurnalis, Meutya Hafid ternyata mendapat hadiah liputan ke luar negeri atas dedikasi dan kinerjanya

Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima 

Tapi ketika di gurun, saya langsung berpikir kita diculik.

Jadi harapan saya ketika itu masih ada ruang negosiasi nih.

Kemudian apa yang Anda sampaikan atau negosiasikan ke kelompok bersenjata tersebut?

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di  Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Mulailah saya bicara bahwa kami dari Indonesia.

Indonesia itu negara yang sangat menjunjung dan menghormati Irak.

Kami menentang masuknya Amerika ke Irak.

Bahkan mahasiswa-mahasiswa kami banyak yang mendukung Anda gitu.

Anda itu artinya rakyat Irak.

Nggak mempan juga sih.

Tapi setidaknya saya merasa diperlakukan lebih baik daripada sandera yang lain.

Karena saya dulu kan sebagai penyiar, jurnalis, juga sering melaporkan wartawan-wartawan yang disandera.

Saya lihat ketika ada yang divideoin, ditayangkan di televisi (wartawan yang disandera) posisinya merunduk di bawah.

Nah waktu itu kan posisi saya berdiri, tegak.

Baca: Politikus PDIP Effendi Simbolon Berdebat dengan Prabowo Saat Rapat di Komisi I DPR

Tetap ada senjata di kiri, kanan, tapi paling tidak sedikit lebih manusiawi, diberi makan.

Jadi kalau mau dibilang dalam kondisi penyanderaan ya saya rasa itu sudah cukup baik.

Tentu ketika disandera ada didorong dengan senjata, dipaksa, dan lain-lain.

Tapi setelah itu saya cuma bersyukur bahwa saya bisa kembali selamat ke Indonesia dan bisa tetap bekerja sampai sekarang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved