Penguatan Kerjasama untuk Pembangunan Rendah Karbon
Inisiatif multi-pemangku kepentingan membantu memastikan bahwa Indonesia adalah pemain utama dalam mewujudkan capaian udara dan energi bersih
"Kita sebenarnya ada di situasi darurat dan semua pihak harusnya merasa terdesak untuk meningkatkan ambisi aksi perubahan iklim," katanya.
Pihak non- pemerintah memegang kunci untuk percepatan peningkatan aksi tersebut. Kerja sama antar pihak sangat diperlukan agar kita tidak hanya bertahan hidup dari dampak perubahan iklim, tapi bisa menggunakan kesempatan ini untuk membangun masa depan yang menarik dan berkelanjutan”.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sejak Indonesia menjadi tuan rumah COP 13 pada tahun 2007, dan sekarang bertujuan untuk mencapai target pengurangan emisi sebesar 29% (dengan dana pemerintah), dan hingga 41% apabila dengan dukungan internasional pada tahun 2030 dibandingkan dengan business as usual (BAU). Untuk mencapai tujuan tersebut, telah banyak kebijakan pemerintah yang dikeluarkan terkait pengurangan emisi GRK.
Saat ini BAPPENAS sedang mempersiapkan Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon- (PPRK) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk 2020-2024.
Konsep pengarus-utamaan 'pertumbuhan hijau' ke dalam RPJMN juga akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan tanpa mengorbankan kualitas lingkungan, dan malahan sejauh mungkin akan memperbaiki kondisi lingkungan.
Selain ini, BAPPENAS juga telah membentuk Kemitraan PPRK, bekerja sama dengan mitra pembangunan internasional, organisasi multi-nasional, lembaga penelitian, universitas dan sektor swasta untuk mendukung target rendah karbon.