Minggu, 5 Oktober 2025

Kasus Terorisme

Respons Mabes Polri Sikapi Kritik Fahri Hamzah Soal Penanganan Kasus Teror Di Universitas Riau

"Jadi bagaimana kalau SOP kita bawa senjata panjang, tapi terus masuk dengan bawa tongkat polisi sementara bomnya sudah siap,"

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (3/6/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri menanggapi protes yang dilayangkan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah soal kegiatan Detasemen Khusus 88 Antiteror menggeledah gedung Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Sabtu (2/6/2018).

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, pengungkapan kasus teror tidak sama dengan penangkapan kasus lain.

Baca: Tersangka Teroris di Universitas Riau Mengaku Rakit Bom Atas Pesanan Pelaku Penyerangan Mapolda Riau

Apalagi, dalam penggeledahan di Universitas Riau, tim Densus 88 mendapati 2 bom pipa yang siap diledakan.

"Rekan-rekan (media, -red) tadi lihat bomnya sudah siap," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (3/6/2018).

"Jadi bagaimana kalau SOP kita bawa senjata panjang, tapi terus masuk dengan bawa tongkat polisi sementara bomnya sudah siap," ucapnya.

Baca: Warga Bagikan Makanan Matang Serta Peralatan Tidur Kepada Pencari Suaka Di Kalideres

"Penangkapan upaya paksa dalam kasus terorisme itu ada prosedurnya. Itu saja yang saya sampaikan," sambungnya.

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris yang ditangkap di Universitas Riau pada Sabtu (3/6/2018). Satu di antara tiga, yakni MNZ (33) telah ditetapkan sebagai tersangka.

MNZ masih tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah.

Baca: Independensi Bawaslu Dipertanyakan Usai Terbitnya SP3 Kasus PSI

Sementara Dua orang ditetapkan sebagai saksi, yakni RB alias D (34) yang merupakan eks mahasiswa UNRI, bekerja sebagai karyawan swasta, dan OS alias K (32) yang juga merupakan eks mahasiswa UNRI yang bekerja sebagai karyawan swasta.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengkritik penggeledehan tersebut.

"Apa kata dunia? Kalau kampus dianggap sebagai sarang teroris bersenjata maka berakhirlah Indonesia ini. Tamat," cuit Fahri Hamzah lewat akun twitter-nya @Fahrihamzah, Sabtu (2/6/2018).

Menurut Fahri, tidak sepantasnya Densus 88 masuk kampus dan menimbulkan tanda tanya publik. Sebab, ujarnya, kampus, parlemen, rumah sakit adalah area publik yang harusnya bersih dari senjata.

"Apakah ada teroris bersenjata dalam kampus? Kenapa tidak kirim intel? Kenapa tidak ditangkap di luar kampus? Apakah mereka bikin markas teroris di kantor Menwa? Kenapa senang menampakkan pasukan bersenjata dan laras panjang masuk kampus? Ini Polri atau kompeni?" ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved