Kamis, 2 Oktober 2025

Penyerangan Ulama Bisa Saja Dilakukan Seseorang di Bawah Pengaruh Hipnotis

Fenomena penyerangan ulama oleh seseorang yang diduga mengalami gangguan kejiwaan, belakangan menjadi pertanyaan besar.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Penyerangan Ulama Bisa Saja Dilakukan Seseorang di Bawah Pengaruh Hipnotis
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GOZALI
Warga bergotong royong membersihkan Gereja Santa Lidwina di kawasan Bedog, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (12/2/2018). Umat katolik yang tengah melaksanakan misa di Gereja Santa Lidwina diserang tiba-tiba oleh seorang pria bernama Suliono pada Minggu 1 Februari lalu. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI

Fidiansjah juga meminta kepada seluruh dokter spesialis kejiwaan untuk bekerja secara profesional dalam memeriksa kondisi seseorang yang diduga telah melakukan penyerangan terhadap ulama.

Baca: Potongan Tubuh Korban Longsor yang Ditemukan di Pegunungan Lio Belum Teridentifikasi

Wiranto Naik Pitam
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto wajahnya terlihat memerah saat menanggapi isu tersebut.

Wiranto yang awalnya enggan menjawab pertanyaan soal isu penyerangan ulama, langsung berbalik arah.

Volume suaranya tinggi ketika mengatakan akan menindak sekeras-kerasnya pelaku penyerangan.

"Perbuatan penyerangan tokoh agama dan rumah ibadah itu mengganggu ketertiban umum, bisa membuat merebaknya isu SARA, mengundang konflik, ketidakamanan di masyarakat. Pelaku dan otak dibalik penyerangan harus ditindak karena berkhianat kepada misi bangsa kita," tegas dia di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.

"Kalau Pemilu sukses maka itu merupakan keberhasilan kita menyelenggarakan demokrasi dan bila kita gagal menyelenggarakannya secara baik maka itu adalah kegagalan kita semua," lanjutnya seraya telunjuknya terangkat.

Diketahui, rentetan penyerangan tokoh agama dan rumah ibadah dimulai dari penganiayaan pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung yang bernama KH Umar Basri usai menjalankan salat subuh tanggal 27 Januari 2018 lalu.

Kemudian penyerangan kepada Komando PP Persis Ustadz Prawoto hingga meninggal di Blok Sawah Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung pada 1 Februari 2018.

Berikutnya pada 7 Februari 2018 ada penolakan terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim beserta pengikutnya di Desa Caringin, Legok, Banten.

Lalu penyerangan Gereja St Lidwinan Bedog, Gamping Sleman tanggal 11 Februari 2018 hingga menyebabkan Pastur Romo karl Edmund Prier dan lima jamaah yang tengah beribadah terluka.

Kemudian teror bom kepada rumah ibadah Klenteng Kwan Tee Koen di Karawang, Jawa Barat tanggal 11 Februari 2018; pengrusakan Masjid Baiturrahim di Tuban Jawa Timur tanggal 13 Februari 2018; serta percobaan penyerangan kepada KH Hakam Mubarok yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur tanggal 18 Februari 2018. (tribunnews/amriyono)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved