Suster Yemi Kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang, Awalnya Canggung
Bagi suster Yemi, busana seperti itu adalah identitas bahwa dirinya seorang pemuka agama.
"Ia menjadi teman bercanda dan tertawa juga," ujar mantan aktivis IMM itu.
Kepala Humas dan Protokoler UMM Rina Wahyu Setyaningrum mengatakan, UMM memang terbuka kepada siapapun yang ingin belajar.
Meskipun lembaga pendidikan milik Muhammadiyah, saat ini ada ratusan mahasiswa non muslim yang menempuh studi di UMM.
Ada 56 program studi (prodi) di UMM. Setiap prodi ada mahasiswa non muslim. Ada dari Hindu, Budha, Konghucu pun nasrani.
"Ini adalah pengenjewantahan dari Muhammadiyah untuk bangsa. Kampus Islam yang kebangsaan. Kami akan memperlakukan mereka sama saja seperti mahaiswa yang lain," ujarnya.
Terkait mata kuliah AIK, Rina menegaskan mata kuliah itu bertujuan untuk mengenalkan Muhammadiyah dan sejarahnya.
Sebagai mata kuliah, tentu saja AIK dimaksudkan sebagai ilmu pengetahuan.
Menurut Rina, hal itu yang menjadi alasan suster Yemi merasa aman dan nyaman belajar di Kampus Putih.
"Bukan sebagai sarana untuk mendoktrin atau mengubah keyakinan mereka. Kalau pun misalnya suatu saat mereka ingin mengenal dan memperdalam Islam, itu hak mereka," ujarnya.(Benni Indo)