Pohon Sagu Cocok Ditanam di Lahan Gambut
Makin basah tanahnya, justru sagu akan tumbuh semakin subur dan tidak akan mati.
Pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya tanaman sagu atau rumbia memiliki dampak yang sangat positif, bukan hanya secara ekologis, namun juga secara ekonomis, karena budidaya sagu di lahan gambut memilik pola penanaman yang sangat sederhana, tanpa membutuhkan perawatan yang khusus.
Tak hanya untuk restorasi gambut saja, seperti yang banyak diketahui, tanaman sagu juga memiliki banyak aspek positif untuk kesejahteraan masyarakat sekitar pada khususnya dan juga nasional pada umumnya.
Vegetasi sagu berfungsi untuk membersihkan udara dan menghasilkan 02 yang sangat diperlukan makhluk hidup.
Selain itu apabila dibudidayakan dengan baik sagu dapat menjadi komoditas pangan penting demi menunjang program ketahanan pangan nasional dan juga membantu pemerintah dalam mengurangi impor gula.
Belum lagi, pemanfaatan kulit sagu maupun ampas sagu yang dapat digunakan untuk menghasilkan biomass yang dapat mendukung program energi terbarukan pemerintah.
“Disayangkan apabila potensi sagu yang cukup besar ini tidak dikelola dan dioptimalkan dengan baik. Terutama mengingat fakta bahwa Indonesia memiliki hampir lebih dari 90% total luas areal sagu di dunia – yaitu 5,5 juta hektar dari total 6,5 juta hektar area sagu di dunia,” ujar ujar Dwi Asmono, anggota Dewan Pakar - Masyarakat Sagu Indonesia (MASSI).
Menurut Dwi, dalam jangka pendek, sagu dapat membantu pemerintah mencegah bencana kebakaran hutan di lahan gambut, dan dalam jangka panjang tanaman multiguna ini dapat membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Juga mengurangi impor beberapa bahan pangan utama, sumber energi alternative masa depan dan juga meningkatkan kualitas hidup dan sosial-ekonomi masyarakat sekitar dan nasional pada umumnya.