Senin, 6 Oktober 2025

Hukuman Kebiri

Heboh Hukuman Kebiri, Kisahnya Berawal dari Kasim Istana

Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak muncul wacana hukuman kebiri bagi pelakunya bila terbukti melakukan hal tersebut.

Penulis: Robertus Rimawan
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak muncul wacana hukuman kebiri bagi pelakunya bila terbukti melakukan hal tersebut.

Namun hal ini nampaknya bukan sekedar wacana, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Selasa (20/10/2015) menyampaikan presiden sudah setuju.

"Munculnya kekerasan seksual terhadap anak, beliau (Presiden Jokowi) setuju pengebirian syaraf libido," ujarnya.

Teknis hukuman nanti rencananya akan disuntik hormon estrogen hormon yang ada pada wanita sehingga tak terdorong keinginan seksual seperti sebelumnya hingga memakan korban pada anak-anak.

Namun kalau pengebirian secara tradisional zaman dahulu dihilangkan testis yang berarti hilangnya hormon testosteron mengurangi hasrat seksual, obsesi, dan perilaku seksual.

Sebenarnya apa sih kebiri, bagaimana awal mulanya hingga terkenal sampai saat ini.

Wikipedia mengupas, Kebiri adalah tindakan bedah dan atau menggunakan bahan kimia yang bertujuan untuk menghilangkan fungsi testis pada jantan atau fungsi ovarium pada betina. Pengebirian dapat dilakukan baik pada hewan ataupun manusia.

Praktik pengebirian sudah dilakukan manusia bahkan jauh sebelum tercatat dalam sejarah.

Kebiri kadang kala dilakukan atas dasar alasan keagamaan atau sosial di budaya tertentu di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika, dan Asia Timur.

Setelah peperangan, pemenang biasanya mengebiri dengan memotong penis dan testis mayat prajurit yang telah dikalahkan sebagai tindakan simbolis "merampas" kekuatan dan keperkasaan mereka.

Laki-laki yang dikebiri, orang kasim, biasanya dipekerjakan dan diterima pada kelas sosial istimewa dan biasanya menjadi pegawai birokrasi atau rumahtangga istana: khususnya harem.

Dalam sejarah Tiongkok, orang kasim atau disebut sida-sida diketahui memegang kekuasaan yang cukup besar di istana, terkadang merebut kekuasaan dari kaisar yang sah, seperti disebutkan dalam sejarah dinasti Han, dan masa menjelang akhir dinasti Ming. Peristiwa yang sama juga dilaporkan terjadi di Timur Tengah.

Pada masa purba, pengebirian juga melibatkan pemotongan seluruh alat kelamin pria, baik testis sekaligus penis. Praktik ini sangat berbahaya dan kerap mengakibatkan kematian akibat pendarahan hebat atau infeksi, sehingga dalam beberapa kebudayaan seperti Kekaisaran Byzantium, pengebirian disamakan dengan hukuman mati.

Pemotongan hanya testisnya saja mengurangi risiko kematian.

Pembedahan untuk mengangkat kedua testis atau pengebirian secara kimia secara medis mungkin dilakukan sebagai prosedur pengobatan kanker prostat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved