Jumat, 3 Oktober 2025

Kasus Impor Daging Sapi

Aib Menteri Suswono Terkuak di Persidangan

Menteri Pertanian Suswono akhirnya mengakui hadir dalam pertemuan dengan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Aib Menteri Suswono Terkuak di Persidangan
TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Pertanian yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera Suswono (tengah) saat akan bersaksi dalam sidang terdakwa Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (17/5/2013).

"Maria diduga mengadakan perjalanan ke Medan bertemu Menteri Pertanian bersama Elda, LHI, Ahmad Fathanah, Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, dan beberapa Politisi PKS," kata penyelidik KPK, Amir Arief saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan.

Menurut Arief, Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring berada satu pesawat dengan Maria, Elda, Ahmad Fathanah, serta Luthfi Hasan Ishaaq. Mereka di pesawat sama-sama berada dalam kelas bisnis. "Hidayat dan Tifatul Sembiring bertegur sapa dengan Maria seperti sudah kenal akrab," terang Arief.

Sesampainya di Bandara Polonia, Medan, Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring sempat bersama Maria di ruang tunggu eksekutif sebelum akhirnya bersama-sama ke Hotel Arya Duta, Medan.
"Besok harinya, sekitar jam 6 pagi (waktu setempat), saya melihat Menteri Pertanian datang ke Aryaduta masuk ke kamar LHI. Ada Maria, Suwarso, dan Fathanah," kata Arief.

Tersangka kasus suap impor kuota daging sapi, Ahmad Fathanah mengakui berprofesi sebagai makelar proyek, dan kerap menjual nama Partai Keadilan Sejahtera termasuk Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq.

Dalam pemeriksaan sebagai saksi untuk dua petinggi PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (17/5), Fathanah mengakui ia sempat mengajak Luthfi bertemu dengan direktur utama PT Indoguna, Maria Elizabeth Liman serta mantan ketua Asosiasi Benih Indonesia Elda Devianne Adiningrat di Angus Steak, Jakarta membicarakan penambahan kuota Impor daging Sapi.

Maria meminta Luthfi menjembatani pertemuan antara dia dengan Menteri Pertanian Suswono seorang kader PKS agar meloloskan permintaannya menaikkan kuota impor daging Sapi. Lutfhi bersedia membantu Maria jika perempuan asal Sulawesi Selatan itu bersedia menyumbang PKS. Atas jasa Lutfi, PT Indoguna pada 11 Januari 2013 akhirnya presentasi di depan Suswono, di kamar nomor 9006, Hotel Aryaduta Medan.

Suswono menolak permintaan Maria yang beranggapan kuota daging harus dinaikkan. Pascapertemuan di Medan PT Indoguna belum memenangkan penambahan kuota itu. Namun Maria harus membayar Rp 300 juta ke Luthfi atas jasa makelar. Uang itu diserahkan ke Elda kemudian disampaikan ke Luthfi. Namun dalam persidangan Fathanah mengatakan uang tersebut ia habiskan sendiri karena Luthfi tidak menanggapi uang itu. "Uang itu saya gunakan sendiri, untuk keperluan saya sehari-hari," ujarnya.

Fathanah menyarankan Maria untuk menggelar seminar yang mengundang sejumlah stakeholder, yang bisa menyimpulkan masyarakat butuh penambahan kuota impor daging sapi. Maria pun menyanggupinya. Selain itu Maria juga menyanggupi membayar Fathanah dengan fee Rp 5.000 setiap kilogram daging sapi impor, dari 8.000 kilogram yang diajukan PT Indoguna, apabila lobi menaikkan kuota impir daging berhasil diloloskan Kementan.

29 Januari lalu, PT Indoguna Utama melalui Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi menyerahkan uang Rp 1 miliar ke Fathanah. Setelah transaksi itu, Fathanah pun menghubungi Luthfi untuk memberitahu kabar gembira itu dan memintanya untuk segera bertemu.

"Saya bilang kabar gembira dan bilang ada hal yang penting. Itu untuk meyakinkan ustaz Luthfi, kalau tidak bercanda seperti itu, ustad Luthfi susah ditemui," jelasnya.

Uang itu Fathanah akui sebagai bantuan untuk menggelar seminar. Dari uang Rp 1 miliyar itu Fathanah mengambil Rp 10 juta untuk seorang mahasiswi yang menemaninya di kamar hotel Le Meridien, Jakarta, yakni Maharani Suciyono. Rani mengakui dana itu untuk upah bayaran layanan seks kepada Fathanah. Selsebihnya, Rp 10 juta untuk Fathanah.

"Yang satu miliyar untuk seminar, untuk urusan pribadi, dan kalau saya mau sumbangkan ya sumbangkan, tapi belum bulat," jelasnya.
Fathanah mengakui ia sempat menyalurkan uangnya ke PKS, menurutnya ia sudah melakukan hal tersebut sejak tahun 2012 lalu. "Tapi saya bukan kader, boleh cek," kata Fathanah.

Ahmad Fathanah mengaku satu rombongan terbang ke Medan, Sumatera Utara. Dalam pesawat diakuinya ada Luthfi Hasaan Ishaaq, Elda Devianne dan Maria Elizabeth Liman dari PT Indoguna Utama. "Kami satu rombongan," kata Fahtanah saat bersaksi untuk terdakwa suap impor daging, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.

Fathanah, tidak menyebut secara langsung adanya Hidayat Nur Wahid dan Tifatul Sembiring di dalam pesawat. Namun, dia menerangkan ada rombongan safari dakwah PKS di pesawat tersebut. "Ada ustaz dan rombongan safari dakwah yang lain," kata Fathanah. (tribunnews/edf/rek)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved