Ledakan di Depok
Malam Mingguan Buyar saat Bom Meledak di Depok
Ketika penggeledahan berlangsung di rumah Muhammad Thoriq di Jalan Terate 7, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (14/9/2012)
Ketika bom Beji meledak, sang bripda bercerita bahwa dirinya saat itu berjalan-jalan ke Kota Tua untuk sekedar menghilangkan rasa penat dengan sejumlah aktivitas sebagai anggota Gegana.
Saat itu, dari mes di Mako Brimob, polisi ini menuju Kelapa Dua, Depok, sekadar ingin menikmati malam minggu bersama teman-temannya.
Tiba-tiba ia mendapat panggilan dari sang komandan untuk bergegas ke Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok karena ada ledakan bom. Tanpa banyak pikir ia pun langsung bergegas pulang dan membawa perlengkapan untuk menjalankan tugasnya. "Malam minggu pun batal saat itu," ucapnya lalu tertawa kecil.
Ia menjadi orang yang mengangkat bahan-bahan peledak dan sejumlah bom aktif yang masih berada di dalam rumah yang disewa Yusuf Rizaldi.
Ia merasa yakin dengan temannya sudah menjinakan bom-bom yang ada di tempat ledakan tersebut. "Saya waktu itu yang membawanya. Tapi biasanya sebelum dibawa kan sudah dijinakan terlebih dahulu," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa satu tim Gegana biasanya terdiri dari delapan atau sembilan orang. Bila bergerak, ia pasti bersama dengan tujuh temannya. Termasuk saat melakukan penggeledahan di rumah Thoriq yang kedua.
Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan ditugaskan kembali untuk menggeledah rumah Thoriq pada malam akhir pekan.
Ia bercerita sejak pagi dirinya sudah berlatih dan berolah raga serta melakukan aktivitas rutin di Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB dirinya melaksanakan apel. Setelah selesai mengikuti apel, ketika dirinya sedang membuka sepatu, tiba-tiba dirinya dipanggil untuk melakukan pencarian bahan peledak di rumah Thoriq. Kemudian dirinya pun berangkat dan tiba di lokasi sekitar pukul 17.15 WIB.
Tentu saja, rencananya untuk berakhir pekan kembali diurungkannya demi menjalankan tugas negara. "Ya seperti itu lah," ucap pria asal Padang ini.
Ternyata sang bripda pun merupakan teman satu angkatan dengan almarhum Bripda Suherman yang tewas dalam aksi baku tembak dengan kelompok teroris Farhan cs. Ia mengakui bahwa Bripda Suherman merupakan orang yang taat beragama dan baik hati.
Namun cerita sang "Gegana" dengan wartawan harus berakhir ketika timnya membawa sebuah benda yang dimasukan ke dalam sebuah tas usai menggeledah rumah Thoriq.
Ia pun langsung bergegas mengamankannya menuju mobil. Sang Bripda pun langsung naik dan pergi meninggalkan lokasi.