Lebaran 2012
Berkah Mudik bagi Rakyat Cilik
amis (16/8/2012) siang, Stasiun Pasar Senen tampak padat. Hawa panas yang menyengat tak bersahabat

"Saya titipin sama petugas di kereta, nanti diambil di stasiun. Istri saya nggak sekolah, susah kalau kirim yang pakai tanda tangan," ujar Salim yang mengenakan seragam kuli resmi berwarna kuning dan hijau.
Untuk urusan pulang kampung, Salim tak terlalu ambil pusing. "Kalau ada uang ya pulang," kata pria yang tinggal di Stasiun Senen bersama kuli panggul lainnya.
Kalaupun pulang, ia tak bisa berlama-lama di rumah. Biasanya, ia pulang pada malam takbiran dan pergi pada pagi hari lebaran.
"Jam delapan, habis salam-salaman langsung balik lagi," kata Salim. Menurut Salim, sayang jika ia melewatkan orang-orang yang langsung pulang setelah berlebaran di kampung. Itu bisa jadi ladang rezeki yang tak ditemui setiap hari.
Dulu, ia mampu mengangkut hingga satu kuintal dalam satu kali angkut, sekarang pundaknya hanya bisa menopang barang seberat 70 kilogram.
Ia menuturkan, menjadi kuli panggul seperti dirinya harus pandai bersabar. Pasalnya, tak semua penumpang berhati dermawan.
"Kadang ada saja yang bawaannya berat dan jaraknya jauh, kasihnya cuma lima ribu," kata Salim. "Jangan sampai anak saya seperti saya," kata Salim berharap.
Di masa-masa mudik seperti ini, jumlah kuli di Stasiun Pasar Senen bisa melonjak. Saat ini, ada sekitar 170 kuli angkut di salah satu stasiun besar di Indonesia itu.
Stasiun Besar Pasar Senen menjadi salah satu pusat pemberangkatan dari Jakarta dan sekitarnya. Setiap harinya, sekitar 5000 pemudik diberangkatkan dari stasiun ini menuju ke wilayah di sekitar Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.