Jumat, 3 Oktober 2025

Lebaran 2012

Berkah Mudik bagi Rakyat Cilik

amis (16/8/2012) siang, Stasiun Pasar Senen tampak padat. Hawa panas yang menyengat tak bersahabat

zoom-inlihat foto Berkah Mudik bagi Rakyat Cilik
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Petugas membersihkan gerbong kereta api ekonomi di Stasiun Senen, Jakarta, Sabtu (11/8/2012). Dengan sistem online yang dikembangkan PT Kereta Api Indonesia, masyarakat kini dapat memesan tiket dari jauh hari, dan dapat menghindari antrian panjang di loket stasiun. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Ardhanareswari AHP

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kamis (16/8/2012) siang, Stasiun Pasar Senen tampak padat. Hawa panas yang menyengat tak bersahabat, tidak menyurutkan hiruk pikuk ribuan orang di salah satu stasiun besar di Jakarta itu. Tak hanya pemudik, pedagang dan kuli panggul pun mengais rezeki dari musim mudik kali ini.

"Taplak meja, Rp lima ribu saja," kata seorang pedagang. Ia menjajakan taplak meja berbahan kain tipis. Sambil berteriak memromosikan dagangannya. Ia membentangkan taplak, mengibarkannya, berharap ada yang tertarik.

Ribuan pemudik kereta api yang memenuhi Stasiun Pasar Senen, jadi ladang bisnis yang menggiurkan bagi pedagang musiman.

Area tunggu penumpang di halaman stasiun berubah jadi pasar kaget dadakan. Beraneka rupa barang dijajakan.

Coba saja duduk di situ, tak usah lama-lama. Cukup 10 menit saja. Paling tidak, minimal lima pedagang akan mencoba merayu buat membeli apapun yang ia jual.

Barang yang dijajakan memang begitu banyak macamnya, mulai dari tissue, kipas, pulsa, aksesoris seperti jam tangan, kacamata, hingga mainan anak berupa boneka, bola, dan masih banyak lagi. Semua barang itu dibandrol harga yang super miring, mulai dari Rp 5.000-Rp 20.000.

Ini masih ditambah dengan belasan stand produk yang ikut berpromosi. Stand berbagai merk ternama tersebut berdiri di sekeliling tenda yang dipasang pengelola stasiun untuk ruang tunggu pemudik.

Namun, untuk berdagang di situ tak gratis. Mereka harus membayar kontribusi pada stasiun, untuk izin sekaligus membeli seragam yang menandakan mereka pedagang legal.

"Bayar Rp 400 ribu untuk 10 hari berjualan di sini," kata Edi, pedagang mainan anak di Stasiun Pasar Senen.

Tak hanya pedagang yang menikmati berkah mudik, kuli panggul pun merasakan lonjakan permintaan jasa buat mengangkut barang bawaan pemudik yang menggunung.

"Banyak yang minta dibawain. Untungnya bisa banyak," kata Salim, salah seorang kuli panggul, saat ditemui di Stasiun Pasar Senen.

Menurut pria asal Cirebon ini, saat musim mudik dalam sehari ia bisa mendapat Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. "Kalau puncaknya bisa sampai Rp 500 ribu lebih," Salim mengimbuhi.

Ini berbanding terbalik dengan penghasilannya di hari biasa. "Kalau hari biasa, dapat gocap (Rp 50 ribu) sudah syukur," kata Salim, yang sudah 22 tahun menjadi kuli panggul.

Jika penghasilannya sedang banyak, seperti musim mudik ini, ia baru bisa mengirim uang buat istri dan dua anaknya di kampung.

"Saya titipin sama petugas di kereta, nanti diambil di stasiun. Istri saya nggak sekolah, susah kalau kirim yang pakai tanda tangan," ujar Salim yang mengenakan seragam kuli resmi berwarna kuning dan hijau.

Untuk urusan pulang kampung, Salim tak terlalu ambil pusing. "Kalau ada uang ya pulang," kata pria yang tinggal di Stasiun Senen bersama kuli panggul lainnya.

Kalaupun pulang, ia tak bisa berlama-lama di rumah. Biasanya, ia pulang pada malam takbiran dan pergi pada pagi hari lebaran.

"Jam delapan, habis salam-salaman langsung balik lagi," kata Salim. Menurut Salim, sayang jika ia melewatkan orang-orang yang langsung pulang setelah berlebaran di kampung. Itu bisa jadi ladang rezeki yang tak ditemui setiap hari.

Dulu, ia mampu mengangkut hingga satu kuintal dalam satu kali angkut, sekarang pundaknya hanya bisa menopang barang seberat 70 kilogram.

Ia menuturkan, menjadi kuli panggul seperti dirinya harus pandai bersabar. Pasalnya, tak semua penumpang berhati dermawan.

"Kadang ada saja yang bawaannya berat dan jaraknya jauh, kasihnya cuma lima ribu," kata Salim. "Jangan sampai anak saya seperti saya," kata Salim berharap.

Di masa-masa mudik seperti ini, jumlah kuli di Stasiun Pasar Senen bisa melonjak. Saat ini, ada sekitar 170 kuli angkut di salah satu stasiun besar di Indonesia itu.

Stasiun Besar Pasar Senen menjadi salah satu pusat pemberangkatan dari Jakarta dan sekitarnya.  Setiap harinya, sekitar 5000 pemudik diberangkatkan dari stasiun ini menuju ke wilayah di sekitar Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved