Jenderal Dilaporkan Istri
Pengakuan Istri Brigjen Y: Pernah Ditendang saat Hamil Tua
Nama Anita Agnes Alexandra (33) tiba-tiba menjadi pusat perhatian media. Ia nekad melaporkan suaminya, seorang petinggi di BIN
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Nama Anita Agnes Alexandra (33) tiba-tiba menjadi pusat perhatian media. Ia nekad melaporkan suaminya yang ia sebut sebagai seorang petinggi di BIN (Badan Intelijen negara) berinisial Brigjen Y ke Propam Polri dengan dugaan menelantarkan keluarga sejak 2004.
Tidak hanya itu, Agnes yang berprofesi sebagai model dan pengusaha juga mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menyerahkan dokumen-dokumen milik suaminya yang diduga tersangkut kasus korupsi saat menjabat sebagai Kasat Polairud Mapolda Riau.
Tribunnews berhasil mendapatkan nomor Brigjen Y dari kenalan dekat sang perwira tinggi Polri. Namun saat dihubungi, Kamis (31/5/2012) petang, pemilik nomor tersebut mengaku dirinya bukan Brigjen Y melainkan Arifin.
Dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews di kawasan Kuningan, Jakarta, Agnes menceritakan awal mula kisah tragis hidupnya. Pertemuan Agnes dengan suaminya berawal saat Agnes dikenalkan oleh kerabatnya dengan Y yang menyandang status perwira menengah Polri. Saat itu Agnes masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Beda usia kami cukup jauh, 22 tahun. Manggilnya saja om (paman, red)," kata Agnes sembari tersenyum, Rabu (30/5/2012).
Masa pacaran Agnes dan Y terbilang singkat. Hanya enam bulan. Karena pengaruh kerabat dan orangtua akhirnya Agnes bersedia dilamar selepas lulus SMU. Pernikahan mereka berlangsung pada 19 April 1997 di Masjid Istiqlal, Jakarta. Agnes mengaku tidak membayangkan bila suaminya kemudian sering memukul dirinya.
Setelah menikah Agnes mengandung anak pertama. Saat hamil besar, pada bulan ketujuh, Agnes mengaku ditendang suaminya hingga mengalami pendarahan. Agnes pun harus dibawa ke rumah sakit.
Akhirnya, belum genap sembilan bulan mengandung Agnes melahirkan dengan cara operasi caesar. Anak pertama diberi nama Alief Ifa Nur. "Saya sempat berfikir, anak-anak sebaya saya masih sering main ke mall, jalan-jalan, saya sudah menggendong anak. Tapi inilah jalan hidup Allah," ujar Agnes yang waktu itu berusia sekitar 18 tahun.
Ibu empat anak itu mengatakan sudah pernah melaporkan suaminya ke Propam Mabes Polri. Maklum suaminya saat itu bertugas di Bareskrim Mabes Polri unit Harta Benda (Harda). "Tapi akhirnya dicabut karena dia mengaku menyesal telah melakukan itu," imbuh Agnes.
Dua tahun bertugas di Bareskrim, Y yang pangkatnya sudah mencapai letnan kolonel dimutasi menjadi Kapolres Lombok Timur pada tahun 1999. Di Nusa Tenggara Barat, Agnes melahirkan anak kedua, Batasya Ayunur pada tahun 2000. Ia juga menceritakan ikut andil dalam menangani pengungsi akibat konflik Ambon pada tahun 2001.
Pada tahun itu pula, suaminya kembali dimutasi menjadi Kapolres Bima. Tetapi tidak lama suaminya bertugas di Bima. Hanya beberapa bulan saja.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution saat dikonfirmasi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (1/6/2012) menjelaskan bahwa laporan Anita Agnes Alexandra ke Bareskrim Mabes Polri sedang ditindaklanjuti Direktorat I Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri. Kasus tersebut ditangani unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
"Untuk kasus yan pelapornya Ibu Agnes dengan terlapornya Brigjen Y saat ini ditangani Direktorat I Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri karena menyangkut masalah kekerasan dalam rumah tangga," jelas Saud.
Saud menyatakan penyidik akan bertindak profesional untuk menuntaskan kasus tersebut. "Nanti akan kita proses tuntas apakah benar seperti yang diungkapkan pelapor terhadap anaknya," ujar Saud yang menyebut penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
Brigjen Y pun hingga saat ini belum dipanggil penyidik. "Kita periksa dulu semuanya sebagai saksi untuk dilakukan klarifikasi," ujar Saud.
Terkait dilaporkannya Brigjen Y ke KPK oleh Agnes beberapa hari lalu, Mabes Polri enggan berkomentar. "Bila yang bersangkutan melaporkan ke KPK itu urusan KPK, kita tidak pantas untuk menanggapinya," tandas Saud. (FERDINAND WASKITA/ADI SUHENDI)