Selasa, 7 Oktober 2025

Ketika Korban Bullying Membunuh Pelakunya, Tragedi di Pondok Pesantren Darul Rahman Bogor

Korban ad Fadil Ulum Hanafiz (15), santri Pondok Pesantren Darul Rahman, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia dibunuh juniornya.

Editor: Willem Jonata
Generated by AI
ILUSTRASI PENGANIAYAAN - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), yang mengilustrasikan seorang wanita berinisial AS (24) menjadi korban penganiayaan yang dilakukan terduga pelaku perempuan inisial RR saat menuntut kejelasan atas janji lowongan kerja. Peristiwa itu terjadi di di Jalan Kampung Kali Ulu, Tanjungsari, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Minggu (20/7/2025) sekitar pukul 10.50 WIB Selasa (22/7/2025). (Generated by AI) 

TRIBUNNEWS.COM - Bullying atau perundungan berujung tragedi pembunuhan di lingkungan sekolah kembali terjadi. 

Seperti terjadi pada Fadil Ulum Hanafiz (15), seorang santri Pondok Pesantren Darul Rahman, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia tewas dibunuh juniornya. 

Pelaku yang diketahui berinisial AZ (14) sudah diamankan pihak berwajib.

Baca juga: Menteri PPPA Kecam Kasus Perundungan Siswi di Sulawesi Tengah

Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengatakan, peristiwa pembunuhan terjadi pada Kamis (11/9/2025) sekira pukul 03.00 WIB.

Pelaku, dikatakan AKP Teguh, membawa sebongkah batu dan besi panjang memasuki kamar korban secara diam-diam.

Menggunakan benda tersebut, pelaku menganiaya korban yang sedang tidur, hingga meninggal dunia.

"Sampai di kamar korban, pelaku langsung memukulkan batu tersebut tepat di bagian muka korban dan memukul besi di area kepala sebanyak lima kali," ungkap AKP Teguh.

Korban sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit, Selasa (16/9/2025). Namun, nyawanya tak terselamatkan

Motif pembunuhan

Pembunuhan sadis yang dilakukan santri junior terhadap santri senior di Pondok Pesantren Darul Rahman, dipicu karena perilaku bullying.

Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengungkapkan, pelaku sebagai junior merasa kesal  karena sering dibully oleh korban, yang merupakan senior di pesantren tersebut.

"Korban awalnya sebagai pelaku bullying terhadap pelaku," ujarnya kepada wartawan, Jumat (19/9/2025).

Pelaku pembunuhan santri senior itu, sudah diamankan.

"Pelaku sudah diamankan sejak tanggal 16 September, inisialnya AZ usia 14 tahun kelas IX," ungkapnya.

Kacamata psikologi

Bullying atau perundungan memicu trauma dan luka psikologis yang mendalam pada korban.

Korban bisa mengalami kecemasan, frustasi, bahkan depresi.

Ada perasaan tidak berdaya karena merasa sulit menghentikan perundungan yang dilakukan orang lain kepadanya.

Kondisi tersebut membuat korban tertekan hingga memicu perasaan marah.

Perasaan marah pada korban bullying, seperti dikutip dalam artikel The Conversation, muncul sebagai respons terhadap ancaman atau serangan, yang disebut agresi reaktif.

Agresi reaktif itulah yang kemudian memicu korban bullying berperilaku agresif.

Pendek kata, perasaan tidak berdaya dapat berubah menjadi agresi reaktif sebagai respons terhadap ancaman. 

Data kesehatan yang dipublikasikan The Chicago School of Professional Psychology (TCSPP), Los Angeles Campus, juga menunjukkan bahwa korban bullying cenderung mengalami masalah emosional, yang memicu perilaku agresif ekstrem.

Bahkan termasuk aksi menyakiti orang lain seperti penembakan dilakukan siswa terhadap teman sekolahnya, yang beberapa kali terjadi di Amerika Serikat.

Remaja yang melakukan penembakan di sekolah, belakangan diketahui sebagai korban bullying siswa lain.

 

Sebagian artikel telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kesal Sering Dibully, Santri di Leuwisadeng Bogor Aniaya Temannya Hingga Tewas

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved