Jumat, 3 Oktober 2025

Demo di Jakarta

Hindari Kericuhan Demo, Pengemudi Ojol Ini Pilih Narik dari Pagi hingga Siang

Aksi demonstrasi yang berujung kericuhan di sejumlah titik Jakarta pada 28 dan 29 Agustus 2025 membuat sebagian warga harus ekstra waspada

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/Jeprima
HALTE DIRUSAK - Petugas membersihkan puing-puing sisa halte bus TransJakarta usai demonstrasi di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (30/8/2025). Tampak terlihat halte Polda Metro Jaya, Jakarta, masih tampak menghitam dengan puing berserakan pada Sabtu (30/8) pagi. terlihat kaca jendela pecah dan serpihannya berserakan di lantai. Bagian atas dan atap halte juga tampak menghitam serta terdapat beberapa coretan. Situasi itu terjadi akibat ulah orang tak bertanggung jawab dalam aksi unjuk rasa pada Jumat (29/8) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aksi demonstrasi yang berujung kericuhan di sejumlah titik Jakarta pada 28 dan 29 Agustus 2025 membuat sebagian warga harus ekstra waspada, termasuk para pengemudi ojek online (ojol). 

Salah satunya adalah Rizky, pengemudi ojol yang sehari-hari mangkal di Stasiun Palmerah.

Rizky mengaku harus lebih selektif dalam menerima pesanan demi menghindari area yang terdampak bentrokan antara massa aksi dan aparat keamanan.

“Kalau rutenya ke KS Tubun atau Pejompongan, kita nggak berani ambil. Lihat-lihat dulu sebelum terima order,” ujar Rizky saat ditemui di Palmerah, Minggu (31/8/2025).

Beberapa titik yang sempat mengalami eskalasi kericuhan antara lain Jalan Petamburan, Jalan Pejompongan, Jalan Gatot Subroto depan Kompleks DPR/MPR, Jalan Palmerah Utara menuju Pasar Palmerah, dan Jalan Gatot Subroto arah Grogol.

Jika mendapat pesanan yang mengarah ke lokasi-lokasi tersebut, Rizky memilih untuk menolak dengan terlebih dahulu memberi penjelasan kepada calon penumpang.

Baca juga: Estimasi Kerugian Halte Transjakarta dan MRT yang Rusak Pascademo, Capai Rp 55 Miliar

“Saya bilang baik-baik, ‘Kak, sekarang lagi bahaya. Pulangnya maleman aja atau cari rute lain. Hati-hati ya.’ Alhamdulillah mereka ngerti,” tuturnya.

Tinggal di Ciledug, Tangerang, Rizky punya strategi tersendiri agar tetap bisa memenuhi target harian meski situasi kota tak menentu. 

Ia memilih untuk beroperasi sejak pagi hingga siang hari, saat kondisi jalan masih relatif aman.

“Kericuhan biasanya mulai sore. Jadi saya narik pagi sampai siang, udah dapet Rp150 ribu, langsung istirahat,” katanya.

Menurut Rizky, pengemudi ojol harus pintar-pintar membaca situasi. 

Selain demi keselamatan diri, keputusan ini juga membantu penumpang agar tidak terjebak di tengah kericuhan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved