Senin, 29 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Polisi Sudah Simpulkan Arya Daru Bunuh Diri, Pakar IT Menyindir: Terlalu Dangkal, Prematur

Pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat merasa polisi “terlalu prematur” ketika menyimpulkan diplomat Arya Daru meninggal karena bunuh diri.

|
Tribunnews.com/Reynas Abdila
KEMATIAN DIPLOMAT - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan update kematian diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan di di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025) 

"Kondisi ini terlihat dari adanya pembengkakan pada paru dan pelebaran pembuluh darah pada tubuh korban," kata dokter forensi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Yoga Tohjiwa, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa, (29/7/2025).

Yoga pun mengungkapkan ketika seseorang kehilangan pasokan oksigen hanya dalam waktu 4-5 menit, dia dipastikan akan meninggal dunia.

Dia juga menjelaskan Arya dinyatakan meninggal dunia sekitar 2-8 jam sebelum pemeriksaan luar dilakukan. Adapun pemeriksaan tersebut dilakukan pada 8 Juli 2025 pukul 13.55 WIB.

Jika merujuk pada penemuan jenazah Arya di kamar kosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat yaitu pada pukul 07.30 WIB, Arya diperkirakan meninggal dunia pukul 05.55 WIB.

Susno Duadji: Hasil penyelidikan sudah dipaparkan semua

Sementara itu, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol. (Purn.) Susno Duadji berkata hasil penyelidikan kasus Arya sebenarnya sudah dipaparkan semua di depan Kompolnas, pakar, dan petinggi Polda, dan keluarga.

Baca juga: Kompolnas Awalnya Curigai Diplomat Arya Daru Tewas Dibunuh, Tapi Tak Temukan Fakta Pendukung

Pembicaraan terakhir Arya, termasuk percakapan melalui WhatsApp, hingga motif Arya melakukan hal membuatnya kehilangan nyawa telah disampaikan semua saat pemaparan hasil itu.

Akan tetapi, tidak semua hasil penyelidikan disampaikan kepada masyarakat karena pertimbangan etis.

 “Tetapi pada saat disampaikan ke publik, itu ada bagian-bagian tertentu yang kira-kira tidak etis disampaikan. Misalnya mengapa sampai begitu, ada apa, apa isi WhatsApp yang sangat urgen itu, enggak disampaikan,” dalam acara Dialog Prime di Nusantara TV, Selasa.

“Kalau disampaikan, bayangkan itu terjadi pada diri kita. Meninggalnya seperti ini dan penyebabnya seperti itu. Etis enggak? Keluarga yang ditinggalkan sakit tidak?”

(Tribunnews/Febri/Tyo)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan