Sabtu, 4 Oktober 2025

'Terakhir Kali Saya Gendong', Nurjanah Peluk Sisa Jasad Putrinya yang Tewas dalam Kebakaran di Tebet

Dalam remang pagi setelah musibah kebakaran merenggut nyawa anaknya, Nurjanah (49) duduk sambil memeluk erat sebuah kantong plastik putih. 

Editor: Wahyu Aji
Kompas/Baharudi Al Farisi
IBU SELAMAT DARI KEBAKARAN - Nurjanah (49), ibu korban, tak kuasa menahan tangis saat mengetahui anak sulungnya tewas dalam insiden kebakaran di Tebet, pada Kamis (19/6/2025). Dengan hati hancur, Nurjanah menggendong kantong plastik putih yang berisi bagian tubuh anaknya yang hangus terbakar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam remang pagi setelah musibah kebakaran merenggut nyawa anaknya, Nurjanah (49) duduk sambil memeluk erat sebuah kantong plastik putih. 

Nurjanah yakin di dalam kantong itu ada sisa jenazah putrinya, Alfazah Putri Wahyudi (24), yang meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran hebat di kawasan permukiman padat di Jalan J, RT 06/RW 10, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025) dini hari.

Tangannya gemetar, tapi tak ingin melepaskan.

"Ini terakhir kali saya bisa gendong anak saya (sebelum dimakamkan," ucap Nurjanah.

“Ini sisanya, ini sisa-sisanya,” tambahnya sambil menepuk-nepuk plastik yang digendongnya dengan hati-hati.

 

Nurjanah menolak melepaskan kantong plastik putih itu. 

“Dari lahir saya gendong, pas dia meninggal pun saya mau gendong,” kata Nurjanah.

Dikutip dari Kompas.com, Alfazah Putri Wahyudi sempat teriak minta tolong dari lantai dua rumahnya saat api berkobar hebat. 

Saksi sekaligus tetangga korban bernama Sulaiman sempat mendengar teriakan korban.  

“Karena kondisi api sudah membesar dan motor meledak, itu dia sempat teriak mau turun sudah tidak bisa karena asap dan api sudah tinggi,” ucap Sulaiman saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (19/6/2025). 

Saat kebakaran terjadi, warga tengah tertidur lelap.

Namun, warga sekita terbangun karena mendengar teriakan ‘kebakaran! kebakaran! kebakaran!’ berulang kali. 

"Sudah pada kumpul semua. Saya lihat rumah mertua saya, keluarkan semua anggota keluarga, dan tetangga juga sudah menyelamatkan diri,” ujar Sulaiman. 

“Karena kondisi di sini ada motor yang telah terbakar, akhirnya api menjulang tinggi. Ini atap antar-rumah berdempetan. Jadi api menyebar,” tambahnya. 

Irmawati, Ketua RT 06/RW 10 Kelurahan Kebon Baru, mengungkapkan, listrik sempat padam sebelum si jago merah melahap rumah warganya. 

Namun, pemadaman listrik hanya berlangsung sekitar 15 menit sejak pukul 00.00 WIB.

Di tengah pemadaman listrik itu, menurut Irma, saudara Alfazah terbangun karena hendak ke kamar mandi. 

Karena suasana gelap gulita, ia menyalakan lilin untuk menerangi jalan. 

“Kemungkinan besar dia agak lupa atau gimana, ngantuk gitu, tidur lagi gitu,” ujar Irmawati. 

“Bangun-bangun sudah panas keadaannya rumahnya. Dia tidak bisa menolong korban yang lain karena memang sudah tidak bisa lagi kondisinya,” lanjut dia.

Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih menegaskan, penyebab kebakaran bukan karena lilin.

“Itu belum kita dapatkan informasi itu ya (soal lilin). Yang jelas terjadi karena akibat (korsleting) listrik,” kata Murodih saat dikonfirmasi, Rabu. 

Murodih mengaku belum mendapatkan informasi soal lilin yang disebut petugas Damkar menjadi penyebab kebakaran.

"Itu (lilin jadi penyebab kebakaran) belum kita dapatkan informasi itu ya, yang jelas terjadi karena akibat listrik," ujar Kasi Humas.

Adapun peristiwa kebakaran itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 02.02 WIB.

"Objek terdampak tujuh rumah tinggal. 11 KK atau 30 jiwa," kata Kasudin Gulkrmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda.

Nurjanah (49), ibu korban, tak kuasa menahan tangis saat mengetahui anak sulungnya tewas dalam insiden tersebut. 

Dengan hati hancur, Nurjanah menggendong kantong plastik putih yang berisi bagian tubuh anaknya yang hangus terbakar. 

"Saya gendong, terakhir gendong anak saya, makanya saya mau gendong, kan nanti mau dibawa (dimakamkan)," ujar Nurjanah sambil menangis. 

Nurjanah belum mengetahui pasti bagaimana kronologi peristiwa yang menyebabkan anaknya tewas. 

Pasalnya, Putri panggilan akrab Alfazah Putri Wahyudi tidur di lantai dua rumah budenya yang tidak jauh dari rumahnya. 

Menurut Nurjanah, saat ditemukan, Putri dalam posisi tengkurap dan mengalami luka bakar yang parah. 

"Katanya (ditemukan) tengkurap. Jadi, belakangnya sudah habis. Habis sih enggak, kulitnya. Jadi, ada bagian yang terpisah, dan yang utuh sekitar 80 persen dibawa ke RSCM," jelasnya.

Polisi telah memeriksa tiga saksi terkait peristiwa kebakaran yang menewaskan Alfazah Putri Wahyudi

Peristiwa kebakaran itu terjadi pada Kamis (19/6/2025) dini hari sekitar pukul 02.02 WIB.

Murodih mengatakan, salah satu saksi yang diperiksa adalah keluarga korban.

Baca juga: Kebakaran di Tebet Renggut Nyawa Anak Buruh Cuci, Sang Ibu Peluk Sisa Tubuhnya

"Sementara sudah ada tiga yang dimintai keteragan. Terutama dari ketua lingkungan, kemudian dari pihak keluarga korban, juga dari tetangga," kata Murodih kepada wartawan. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved