Sabtu, 4 Oktober 2025

Mengapa Jari Telunjuk Diangkat Saat Tahiyat? Apakah Jari Digerakkan atau Lurus?

Mengapa jari telunjuk diangkat saat tahiyat? Para ulama dari lima mazhab berpendapat bahwa ada yang menggerakkan jari telunjuk dan ada yang tidak.

Freepik
ILUSTRASI SHOLAT - Gambar diunduh di Freepik, Selasa (23/9/2025). Mengapa jari telunjuk diangkat saat tahiyat? Para ulama dari lima mazhab berpendapat bahwa ada yang menggerakkan jari telunjuk dan ada yang tidak. 

Dari Abdullah bin az-Zubair, ia berkata: “Apabila Rasulullah duduk dalam shalat, beliau meletakkan kaki kirinya di antara paha dan betisnya, beliau membentangkan kaki kanannya, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya, dan meletakkan tangan kanannya di atas pahanya yang kanan, lalu beliau berisyarat dengan jarinya (telunjuk).” (HR. Muslim, Kitāb al-Masājid, no. 112)

Dari Abdullah bin az-Zubair, ia berkata: “Apabila Rasulullah duduk untuk berdoa, beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya, dan tangan kirinya di atas paha kirinya, lalu beliau berisyarat dengan jari telunjuknya, dan meletakkan ibu jarinya di atas jari tengahnya, sedangkan telapak tangan kirinya diletakkan di lututnya.” (HR. Abu Dāwud, Kitāb al-Salāt, no. 957 – dinilai hasan oleh sebagian ulama)

Dari Abdullah bin az-Zubair, ia berkata: Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Apabila Rasulullah duduk dalam shalat, beliau meletakkan kedua tangannya di atas lututnya, lalu beliau mengangkat jari telunjuk kanannya yang berada di samping ibu jarinya dan berdoa dengannya, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atas lututnya dengan direntangkan.” (HR. an-Nasā’ī, Kitab al-Sahw, no. 1156 – dinyatakan shahih oleh al-Albani)

Dari Abdullah bin az-Zubair, ia berkata: Bahwa Rasulullah apabila duduk untuk berdoa, beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya, lalu beliau berisyarat dengan jarinya, dan beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya dengan direntangkan di atasnya.” (HR. an-Nasa’i, Kitab al-Sahw, no. 1271 – dinyatakan shahih oleh al-Albānī)

Ulama mazhab Syāfi‘i berpendapat jari telunjuk diangkat saat membaca syahadat dalam tasyahhud.

Ada perbedaan dalam detail praktik (apakah digerakkan atau hanya diangkat), tetapi dasarnya adalah hadis-hadis di atas.

4. Mazhab Hanbali

Mazhab Ḥanbalī menggunakan empat hadis, yaitu HR. Abu Daud No. 957 dan 989 serta HR. Muslim No. 115 dan 113 yang membahas tentang isyarat jari telunjuk.

"Apabila Rasulullah duduk untuk berdoa, beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya, dan tangan kirinya di atas paha kirinya, lalu beliau berisyarat dengan jari telunjuknya, meletakkan ibu jarinya di atas jari tengahnya, dan telapak tangan kirinya menggenggam lututnya.” (HR. Abu Dawud, Kitab al-Salat, no. 957 – dinilai hasan oleh sebagian ulama)

“Aku (Wā’il bin Hujr) berkata: ‘Aku akan melihat bagaimana shalat Rasulullah.’ Maka beliau berdiri menghadap kiblat, lalu bertakbir seraya mengangkat kedua tangannya sejajar telinganya. Kemudian beliau meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya. Ketika hendak ruku‘, beliau mengangkat tangannya seperti itu. Kemudian beliau duduk dengan membentangkan kaki kirinya, meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya, menegakkan siku kanannya di atas paha kanannya, lalu beliau menggenggam dua jarinya dan membuat lingkaran, kemudian mengangkat jari telunjuknya dan aku melihat beliau menggerakkannya sambil berdoa dengannya.” (HR. Abu Dawud, Kitab al-Salat, no. 989 – dinilai shahih oleh al-Albānī)

“Apabila Rasulullah duduk dalam shalat, beliau meletakkan kedua tangannya di atas lututnya, lalu beliau mengangkat jari telunjuk kanannya yang berada di samping ibu jarinya dan berdoa dengannya, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atas lututnya dengan direntangkan.” (HR. Muslim, Kitab al-Masajid, no. 115)

“Apabila Rasulullah duduk dalam shalat, beliau meletakkan kedua tangannya di atas lututnya, lalu beliau mengangkat jari telunjuk kanannya yang berada di samping ibu jarinya dan berdoa dengannya, sedangkan telapak tangan kirinya diletakkan di atas lututnya dengan direntangkan.” (HR. Muslim, Kitab al-Masajid, no. 113 – mirip dengan no. 115, tetapi jalurnya berbeda)

Berdasarkan mazhab Hanbali, saat tasyahud dalam shalat, jari telunjuk diangkat dan digerakkan sambil berdoa.

Mereka berpegang pada hadis-hadis di atas, khususnya riwayat Wa’il bin Hujr (Abu Dawud 989) yang menegaskan bahwa Rasulullah menggerakkan jari telunjuknya sambil berdoa.

5. Mazhab az-Zahiri

Mazhab aż-Żahiri menggunakan satu hadis, yaitu HR. Abu Daud No. 987.

“Apabila Rasulullah duduk dalam shalat, beliau meletakkan kaki kirinya di antara paha dan betisnya, membentangkan kaki kanannya, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya, meletakkan tangan kanannya di atas pahanya yang kanan, lalu beliau berisyarat dengan jarinya (telunjuk).” (HR. Abu Dawud, Kitab al-Salat, no. 987 – dinilai shahih oleh al-Albānī)

Mazhab ini memahami hadis di atas sebagai dalil sunnahnya mengisyaratkan jari telunjuk ketika tasyahhud, tanpa perincian apakah digerakkan atau hanya diangkat.

Sehingga, praktiknya lebih dekat kepada mazhab Maliki, yaitu mengangkat telunjuk dan menunjuk lurus tanpa digerakkan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved