Senin, 6 Oktober 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Overthinking karena Berita Demo, Ini 5 Cara Sehat Sikapi Media Sosial

Terpapar berita dan konten negatif terus menerus seperti pembakaran, kericuhan bahkan penjarahan munculkan cemas hingga overthinking.

|
Pexels.com/Photo by: Kaboompics.com
OVERTHINKING KARENA MEDSOS -Terpapar berita dan konten negatif terus menerus seperti pembakaran, kericuhan bahkan penjarahan munculkan cemas hingga overthinking. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Situasi Indonesia saat ini masih menyisakan duka hingga amarah. Sejak akhir Agustus 2025, terjadi unjuk rasa di sejumlah daerah termasuk Jakarta.

Arus informasi yang deras, sering tidak disadari membuat masyarakat terpapar berita dan konten negatif terus menerus. Seperti aksi pembakaran, kericuhan bahkan penjarahan.

Baca juga: Hati-hati! Sering Terpapar Berita dan Konten Negatif Bisa Bikin Depresi

Sayangnya kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman seperti cemas berlebihan dan takut.

“Rasa cemas atau anxiety adalah reaksi emosi yang wajar yang disebabkan oleh suatu keadaan yg tidak diharapkan yang diasumsikan dapat menimbulkan bahaya,” kata psikiater RS Marzoeki Mahdi Bogor dr. Lahargo Kembaren kepada Tribunnews.com, Rabu (3/9/2025).

Seseorang yang mengalami cemas berlebihan atau reaktif bisa ditandai dengan gejala seperti khawatir, gelisah, panik, takut mati, takut kehilangan kontrol, jantung berdebar lebih kencang, nafas sesak, pendek dan berat, perut mual, kembung, diare, kepala pusing, berat, terasa ringan, kulit terasa gatal, kesemutan, otot otot terasa tegang dan nyeri hingga gangguan tidur.

“Semua takut dan cemas menghadapi situasi saat ini. Takut dan cemas berlebihan akan menyebabkan kondisi mental terganggu. Tetap waspada tapi tetap tenang,” kata dia.

Berikut tips menghindari scrolling media sosial berlebihan agar kesehatan mental terjaga.

1. Sadari pola dan pemicunya

Catat kapan mulai scrolling malam sebelum tidur atau saat bosan.

Kenali jenis konten yang memicu emosi apakah itu politik panas, gosip selebriti, berita bencana.

“Kesadaran adalah langkah pertama untuk memutus kebiasaan scrolling media sosial berlebihan,” ujar dokter Lahargo.

2. Atur ‘pagar digital’

Batasi waktu bermain medsos.

Dengan menggunakan timer 15–20 menit per sesi.

Pakai fitur mute, unfollow, atau block untuk akun yang memicu kemarahan.

Buatlah feed ‘sehat’ dengan follow akun edukatif, inspiratif maupun yang menyenangkan.

3. Terapkan aturan ‘cek fakta dulu, reaksi belakangan’

Jangan langsung terpancing judul clickbait—baca dulu, teliti sumbernya.

Tunda komentar 10 detik, tarik napas. Emosi sering reda sebelum jempol bergerak.

“Ingatlah tidak semua yang viral itu benar, dan tidak semua yang benar perlu dikomentari,” pesan dia.

4. Buat jeda fisik

Letakkan ponsel jauh dari tempat tidur atau meja makan.

Setiap kali muncul dorongan scroll, berdiri, ambil minum, atau peregangan sebentar.

Pindahkan kebiasaan scroll malam menjadi baca buku ringan atau dengar musik santai.

5. Isi pikiran dengan hal positif

Cari berita baik (good news), bukan hanya berita buruk.

Lakukan aktivitas offline yang membuat hati senang: ngobrol dengan teman, berkebun, jalan santai.

“Kendalikan algoritma untuk hal-hal yang menyenangkan,” pesan dia.

Apabila mengalami gangguan cemas (ansietas) segera konsultasikan ke profesional kesehatan jiwa terdekat seperti Psikiater, Perawat jiwa, Psikolog, Dokter umum terlatih, Pekerja Sosial dan konselor agar segera mendapat pertolongan. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved