Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Overthinking karena Berita Demo, Ini 5 Cara Sehat Sikapi Media Sosial
Terpapar berita dan konten negatif terus menerus seperti pembakaran, kericuhan bahkan penjarahan munculkan cemas hingga overthinking.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Situasi Indonesia saat ini masih menyisakan duka hingga amarah. Sejak akhir Agustus 2025, terjadi unjuk rasa di sejumlah daerah termasuk Jakarta.
Arus informasi yang deras, sering tidak disadari membuat masyarakat terpapar berita dan konten negatif terus menerus. Seperti aksi pembakaran, kericuhan bahkan penjarahan.
Baca juga: Hati-hati! Sering Terpapar Berita dan Konten Negatif Bisa Bikin Depresi
Sayangnya kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman seperti cemas berlebihan dan takut.
“Rasa cemas atau anxiety adalah reaksi emosi yang wajar yang disebabkan oleh suatu keadaan yg tidak diharapkan yang diasumsikan dapat menimbulkan bahaya,” kata psikiater RS Marzoeki Mahdi Bogor dr. Lahargo Kembaren kepada Tribunnews.com, Rabu (3/9/2025).
Seseorang yang mengalami cemas berlebihan atau reaktif bisa ditandai dengan gejala seperti khawatir, gelisah, panik, takut mati, takut kehilangan kontrol, jantung berdebar lebih kencang, nafas sesak, pendek dan berat, perut mual, kembung, diare, kepala pusing, berat, terasa ringan, kulit terasa gatal, kesemutan, otot otot terasa tegang dan nyeri hingga gangguan tidur.
“Semua takut dan cemas menghadapi situasi saat ini. Takut dan cemas berlebihan akan menyebabkan kondisi mental terganggu. Tetap waspada tapi tetap tenang,” kata dia.
Berikut tips menghindari scrolling media sosial berlebihan agar kesehatan mental terjaga.
1. Sadari pola dan pemicunya
Catat kapan mulai scrolling malam sebelum tidur atau saat bosan.
Kenali jenis konten yang memicu emosi apakah itu politik panas, gosip selebriti, berita bencana.
“Kesadaran adalah langkah pertama untuk memutus kebiasaan scrolling media sosial berlebihan,” ujar dokter Lahargo.
2. Atur ‘pagar digital’
Batasi waktu bermain medsos.
Dengan menggunakan timer 15–20 menit per sesi.
Pakai fitur mute, unfollow, atau block untuk akun yang memicu kemarahan.
Buatlah feed ‘sehat’ dengan follow akun edukatif, inspiratif maupun yang menyenangkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.