Orang Muda Indonesia Rentan Overthinking, Pengangguran Berisiko 2 Kali Lipat
Overthinking bukan sekadar kebiasaan berpikir negatif, tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi.
Fenomena ini perlu mendapatkan perhatian serius karena overthinking dapat menular dalam lingkungan sosial.
Jika refleksi overthinking tersebar luas di media sosial tanpa penanganan yang tepat, maka pola pikir negatif dapat menyebar lebih luas dalam masyarakat.
Oleh karena itu, Dr. Ray menekankan bahwa pemerintah dan pembuat kebijakan harus merespons secara humanis, bukan dengan pendekatan negatif yang justru memperburuk kondisi psikologis masyarakat.
Selain pendekatan kebijakan, tokoh agama juga berperan dalam membantu mengubah pemikiran negatif menjadi lebih positif.
Dikatakannya, studi dari berbagai negara menunjukkan bahwa intervensi berbasis spiritual dapat membantu meredam konflik sosial dan mencegah overthinking berkepanjangan.
"Di Indonesia, sebagai negara dengan tingkat religiositas tinggi, pendekatan ini bisa menjadi salah satu solusi dalam menangani masalah kesehatan mental," katanya.
Namun, solusi untuk overthinking harus bersifat multi-stakeholder perlu melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, tokoh agama, organisasi sosial, dan komunitas.
"Perbaikan di sektor ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan sosial juga diperlukan agar masyarakat lebih optimis, produktif, serta tidak mudah terjebak dalam pola pikir negatif," katanya.(Eko Sutriyanto)
Tingkat Pengangguran Turun, Upah Minimum Jadi Isu Panas Jelang Aksi Buruh 28 Agustus |
![]() |
---|
Kolaborasi Dunia Pendidikan Dorong Lapangan Kerja Baru untuk Anak Muda |
![]() |
---|
Bayar untuk Kerja, Anak Muda di China Rela Rogoh Kocek Demi Tampil Produktif |
![]() |
---|
Studi HCC: Satu dari 3 orang Indonesia Menolak Ibu Menyusui di Tempat Umum |
![]() |
---|
Jawab Sindiran Sarang Pengangguran, Ryan Haroen: HIPMI Ruang Inklusif Belajar Jadi Pebisnis Hebat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.