Sabtu, 4 Oktober 2025

Contoh Teks Khutbah Jumat, 25 Agustus 2023: Cara Peduli Lingkungan dan Menjaga Kelestariannya

Contoh khutbah Jumat tentang cara peduli lingkungan dan kelestariannya, berkaitan masalah lingkungan yang akhir-akhir ini melanda di sejumlah daerah.

Dok. grid.id
Ilustrasi Lingkungan Akam - Contoh khutbah Jumat tentang cara peduli lingkungan dan kelestariannya, berkaitan masalah lingkungan yang akhir-akhir ini melanda di sejumlah daerah. 

وقال صلى الله عليه وسلم من أحيا أرضا ميتة فيه أجر وما أكلت العافية منها فهو له صدقة

“Barang siapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah,” ) HR. An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Hadirin rahimakumullah, sidang jum’at yang berbahagia.

Islam sebagai agama dakwah, mengajarkan manusia tentang lingkungan yang bersih, indah dan sehat sebagai ciri masyarakat beradab dan maju.

Nabi Muhammad saw tidak melulu mengajarkan ritual keagamaan. Dalam beberapa kesempatan, beliau juga mengingatkan para sahabat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Jika lingkungan rusak, maka manusia juga yang akan menanggung dampaknya. Karena bagaimana pun, manusia dan lingkungan dengan segala aspeknya yang berbeda-beda itu saling terkait dan saling membutuhkan.

Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an, ayat : 41-42.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum 30:41)

Dalam ayat ini diterangkan bahwa telah terjadi al-fasad di daratan dan lautan. Al-Fasad adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang dibuat Allah, yang diterjemahkan dengan "perusakan".

Perusakan itu bisa berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi didiami, atau bahkan penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan.

Di daratan, misalnya, degradasi hutan dan lahan serta punahnya flora dan fauna. Hadirin rahimakumullah, sidang jum’at yang berbahagia.

Dalam salah satu hadits shahih, Rasulullah saw menjelskan kepada kita ruang lingkup keimanan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

“Iman itu ada 60 lebih (atau 70 sekian) cabang. Iman yang paling utama adalah [ucapan] Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, sedangkan malu termasuk cabang dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits nabi tersebut mempertegas bahwa jika kita mendapati kondisi lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman, karena ada gangguan termasuk di dalamnya apa saja yang membahayakan ada di sekitar kita, maka segera harus kita perbaiki.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved