Teks Khutbah Jumat, 15 Agustus 2025: Kualitas dan Kuantitas Rezeki Menurut Islam
Inilah contoh teks khutbah untuk hari ini, Jumat (15/8/2025) dengan tema "Kualitas dan Kuantitas Rezeki", lengkap dengan penjelasannya.
TRIBUNNEWS.COM - Simak contoh naskah khutbah hari ini, Jumat (15/8/2025), dengan tema Kualitas dan Kuantitas Rezeki.
Naskah khutbah Jumat, 15 Agustus 2025, dalam artikel ini akan membahas tentang manusia dan rezekinya menurut Islam.
Mengutip dari baznas.go.id, mendengarkan khutbah merupakan salah satu yang membuat hari Jumat menjadi spesial.
Khutbah sendiri berasal dari bahasa Arab “khotbah” yang berarti pidato atau ceramah.
Makna khutbah melekat di ingatan orang sebagai pidato yang berisi tentang keagamaan.
Khutbah Jumat dalam pandangan ilmu komunikasi menjadi potensi yang sangat besar sebagai saluran menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang perlu diketahui dan dipahami jamaah.
Mendengar khutbah Jumat merupakan bentuk kegiatan ibadah yang dilaksanakan umat Islam setiap hari Jumat.
Dikutip dari kemenag.go.id, khutbah berisi tentang nasihat, ajakan, perintah, atau informasi yang bermanfaat untuk masyarakat.
Berikut teks khutbah mengenai Kualitas dan Kuantitas Rezeki, dikutip dari kemenag.go.id.
Baca juga: Khutbah Jumat 8 Agustus 2025: Seruan Ikhlas dan Amal Tersembunyi di Tengah Zaman Pamer Ibadah
Khutbah Jumat: Kualitas dan Kuantitas Rezeki
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Keniscayaan bagi kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat yang tak bisa kita hitung satu persatu. Perlu kita sadari bahwa nikmat dari Allah ini bukan hanya dalam bentuk materi saja. Nikmat kesehatan, kesempatan, Islam dan iman lebih berharga dari sekedar nikmat materi yang kita miliki.
Coba renungkan, bagaimana rasanya jika harta banyak namun tidak bisa menikmatinya karena sakit-sakitan. Bagaimana rasanya jika jabatan tinggi namun hati tidak merasa tenang. Oleh karenanya, sebagai seorang makhluk, kita harus menyadari bahwa ada yang memiliki segalanya dari kita dan berhak atas segala perjalanan kehidupan kita di dunia ini yakni sang khalik, sang Pencipta, Allah SWT.
Pada era modern saat ini banyak manusia semakin menunjukkan sikap hedonis. Sebuah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia jika bisa mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup.
Hal ini mengakibatkan manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai daya upaya. Cara-cara mendapatkan harta pun tidak mempedulikan norma-norma agama dan aturan yang ada. Halal haram tabrak saja yang penting harta banyak dan kebahagiaan bisa dirasa.
Saat ini juga kita rasakan banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas harta. Manusia modern mementingkan jumlah daripada berkah harta yang dimiliki. Ini terlihat dari orientasi hidup dan prinsip manusia saat ini yang beranggapan bahwa hidup dan rezeki adalah matematika yakni satu tambah satu sama dengan dua.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.