Sabtu, 4 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Polemik MBG, Ketika Burger & Spaghetti Masuk Daftar Menu, Pangan Segar Indonesia Terpinggirkan

Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai polemik.  Bukan pangan lokal yang disajikan, justru burger dan makanan instan lain di menu.

Generated by AI/Gemini
ILUSTRASI - Foto ilustrasi seorang anak Sekolah Dasar (SD) memakan burger dibuat menggunakan artificial intelligence (AI) Gemini Google, Selasa (5/8/2025). Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher merespons adanya permintaan burger untuk menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari seorang siswa SMP beberapa waktu lalu. (Generated by AI/Gemini) 

“Buat saya ini enggak masuk akal sama sekali,” tegasnya, mengkritisi dominasi junk food di menu MBG.

Kenyataan ini, menurutnya, memalukan sekaligus ironis. Di tengah melimpahnya hasil bumi Nusantara, anak-anak justru disuguhi makanan olahan yang miskin gizi.

Kondisi tersebut menimbulkan trust issue. Jika masyarakat kehilangan kepercayaan, maka MBG bisa gagal mencapai tujuannya. 

Padahal, sejak awal program ini diharapkan mampu menyatukan semangat pemerintah dan rakyat dalam memastikan hak anak untuk sehat.

Jalan Keluar: Edukasi dan Konsistensi

Dr Tan menekankan bahwa MBG bukan hanya soal distribusi makanan, melainkan juga edukasi gizi. 

Menu seharusnya mengajarkan anak-anak tentang keragaman pangan Nusantara, pentingnya sayuran, buah, dan protein hewani segar.

Jika hal itu dilakukan, MBG dapat menjadi sarana pembelajaran praktis bagi anak-anak.

Yaitu mereka tidak hanya kenyang, tetapi juga memahami apa itu makan sehat. 

Dengan begitu, generasi emas 2045 tidak hanya bebas stunting, tetapi juga tumbuh cerdas, sehat, dan berdaya saing.

“Kita tidak mau MBG ini lalu menjadikan suatu masalah di mana rasa percaya, trust issue, itu bermunculan di sana-sini,” tutup Dr Tan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved