Program Makan Bergizi Gratis
Menkes Budi Gunadi Akan Cek Rutin Dapur MBG Seminggu Sekali: Kita Didik Semua SPPG Supaya Patuh
Pengecekan dapur MBG meliputi pemilihan bahan baku, kebersihan dapur, keterampilan memasaknya hingga proses pengiriman MBG ke sekolah-sekolah.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, akan melakukan pengecekan secara rutin ke dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pemasok menu Makan Bergizi Gratis (MBG) seminggu sekali.
Budi mengakui program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini memang memiliki kekurangan, setelah maraknya kasus keracunan massal MBG di berbagai wilayah di Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Budi, hal yang paling penting dalam program ini adalah pengawasannya harus dilakukan secara rutin dan bersama-sama, agar MBG bisa berjalan lancar.
Mengenai hal ini, Budi mengaku sudah berdiskusi juga dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana.
"Program MBG ini harus berjalan dengan lancar, bahwa ada kekurangan kita akui. Kita sudah diskusi berdua Pak Dadan, ini yang penting pengawasan rutinnya mesti dilakukan bersama-sama," kata Budi kepada wartawan setelah konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Budi lantas menjelaskan, Dadan akan melakukan kontrol di internal BGN, sedangkan dirinya dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, melakukan kontrol eksternal.
"Di tempatnya BGN itu setiap hari, nanti akan dilakukan oleh beliau (Kepala BGN), kayak internal control lah, tempatnya saya dan Pak Mendagri akan melakukan external control atau eksternal audit seminggu sekali," jelasnya.
Pengecekan itu meliputi pemilihan bahan baku, air bersih, kebersihan dapur, keterampilan memasak, hingga proses pengiriman MBG ke sekolah-sekolah.
"Pemilihan bahan bakunya, airnya, kebersihan dapurnya, juga kebersihan dan keterampilan memasaknya, pemaketannya sampai pengiriman," papar Budi.
Budi mengatakan, itu semua sudah disiapkan dan dia memastikan akan mendidik semua dapur SPPG agar mematuhi seluruh aturan program MBG ini.
"Itu checklist-nya sudah dibikin dan nanti akan kita share, kita didik semua SPPG supaya mematuhi," ucapnya.
Baca juga: Menkes Usul Data Keracunan MBG Diumumkan Rutin Seperti Covid-19
Dadan sebelumnya menyebutkan, sebagian besar insiden keracunan tersebut terjadi akibat kelalaian SPPG dalam mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
"Dengan kejadian-kejadian ini kita bisa lihat bahwa kasus banyak terjadi di dua bulan terakhir. Dan ini berkaitan dengan berbagai hal. Kita bisa identifikasi bahwa kejadian itu rata-rata karena SOP yang kita tetapkan tidak dipatuhi dengan seksama," ujar Dadan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Dadan kemudian menjelaskan pelanggaran SOP terjadi mulai dari tahap pembelian bahan baku hingga proses distribusi makanan.
Ada ketidaksesuaian waktu pembelian bahan baku yang seharusnya dilakukan dua hari sebelum pengolahan (H-2), tetapi ditemukan ada yang melakukannya empat hari sebelumnya (H-4).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.