Risiko Tersembunyi di Balik Lezatnya Sarapan Gorengan dan Nasi Uduk Pada Jantung, Telur Lebih Sehat
Ada risiko kesehatan di balik lezatnya sarapan nasi uduk dan gorengan. Ingat kesehatan jantung.
“Telur ini kan salah satu yang sederhana sebenarnya. Proteinnya oke, dan dengan jumlah 2 itu sudah cukup lah. Memang kalau kebanyakan juga tidak baik gitu ya, tapi kalau misalnya dengan 2 ini secara kandungan protein sebenarnya sudah sangat cukup,” ujarnya.
Protein dari telur membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, sehingga pola makan lebih terkontrol sepanjang hari.
Ditambah dengan sayuran, oatmeal, atau buah-buahan, sarapan menjadi seimbang sekaligus mudah disiapkan.
Sarapan seharusnya tidak dipandang hanya sebagai rutinitas cepat sebelum berangkat kerja atau sekolah.
Justru di pagi hari, tubuh sedang membutuhkan “bahan bakar” yang tepat untuk mengawali aktivitas.
Dengan menerapkan mindful eating makan dengan penuh kesadaran, masyarakat bisa lebih memperhatikan kualitas gizi di piring sarapan.
Memilih makanan yang kaya protein, serat, rendah lemak jenuh, serta tidak berlebihan gula dapat menjadi langkah sederhana mencegah penyakit kardiovaskular.
Cara ini bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga mendukung kesehatan mental karena memberi ruang tenang di awal hari.
Kesehatan jantung tidak ditentukan oleh satu kali makan besar, melainkan oleh pola yang konsisten setiap hari.
Dengan mengganti gorengan dan nasi uduk berlebihan menjadi telur rebus, oatmeal, buah, atau sayuran, masyarakat bisa membangun kebiasaan sederhana yang berefek besar di masa depan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.