Kisah Fia Bunova Penyintas Kanker Payudara, Perasaan Ikhlas Buat Kemoterapi Tak Semenakutkan itu
Sebelum sembuh, Fia menjalani pengobatan kanker sesuai dengan saran dokter yaitu kombinasi kemoterapi dan operasi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terdiagnosa kanker payudara di usia muda, membuat penyintas kanker payudara Fia Bunova sempat terpuruk.
Namun, berkat dukungan keluarga terutama ibu, Master of Ceremony asal Bali ini tetap semangat menjalani hidupnya sampai saat ini dan ‘sembuh’.
Sejak SMA dirinya merasa sudah memiliki benjolan di payudara kiri. Namun, benjolan itu timbul dan hilang.
Baca juga: Kanker Payudara Bisa Disembuhkan Tapi Banyak Pasien yang Terlambat Ditangani karena Biaya
Saat memeriksakan diri ke dokter, dokter menyebut itu karena masalah hormonal.
Namun di tahun 2019, benjolan itu muncul dan tidak pernah hilang.
“September 2019, terdiagnosa kanker payudara. Setelah melakukan deretan check-up seperti biopsi, pet scan hingga mammografi."
"Kata dokter saya mengalami kanker payudara HER2 positif, stadium 2 grade 3,” tutur dia saat ditemui dalam peluncuran Mammomat B.brilliant di MRCCC Siloam, Karet Semanggi, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Setelah satu bulan terdiagnosa, Fia menjalani pengobatan kanker sesuai dengan saran dokter yaitu kombinasi kemoterapi dan operasi.
Saat menjalani kemoterapi, ia sudah pasrah dan ikhlas. Ia juga tetap memilih bekerja sambil menjalani pengobatan sebagai salah satu pelarian.
“Saya tidak mau denial, saya terima, saya ikhlas jalani apapun. Saya jalan kemoterapi, pas pertama kali, rambut rontok."
"Efeknya satu dua hari saja, setelah itu normal lagi. Jadi kemoterapi ini tidak semenakutkan itu. Pelariannya saat itu tetap aktivitas biasa bekerja,” ungkap Fia.
Salah satu hal yang dia syukuri adalah bergegas melakukan skrining kanker payudara, saat benjolan itu tidak hilang-hilang.
Ia berpesan kepada perempuan untuk tidak takut memeriksakan diri saat memiliki benjolan di payudara, karena deteksi ini menentukan kesembuhan.
Selain dukungan keluarga, hal penting baginya, yakni saat menjalani pengobatan kanker dengan bersiap untuk skenario terburuk.
“Saya sudah mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, lega menerima diagnosis, karena bisa menyiapkan langkah pengobatan selanjutnya."
Saran Dokter Onkologi untuk Penanganan Kasus Kanker di Indonesia yang Terus Meningkat |
![]() |
---|
Cegah Kanker Payudara dengan SADARI dan USG Gratis, Perempuan Diajak Peduli Sejak Dini |
![]() |
---|
Empat Rumah Sakit Ini Jadi Pusat Pelatihan Penanganan Kanker Serviks |
![]() |
---|
Membangun Kembali Semangat Hidup Penyintas Kanker Anak Lewat Kegiatan Camp di Magelang |
![]() |
---|
Suara Serak Bisa Jadi Gejala Kanker Pita Suara, Dokter Minta Jangan Sepelekan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.