Senin, 6 Oktober 2025

Kanker Payudara Bisa Disembuhkan Tapi Banyak Pasien yang Terlambat Ditangani karena Biaya

Penyintas kanker payudara Aryanthi Baramuli menceritakan, alasan pasien kanker payudara kerap menunda pengobatan meski sudah menunjukan gejala.

Tribunnews.com/Rina Ayu
PENYINTAS KANKER PAYUDARA - Penyintas kanker payudara Aryanthi Baramuli menceritakan, alasan pasien kanker payudara kerap menunda pengobatan meski sudah menunjukan gejala. 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Penyintas kanker payudara Aryanthi Baramuli menceritakan, alasan pasien kanker payudara kerap menunda pengobatan meski sudah menunjukan gejala.

Kanker Payudara adalah sebuah kondisi penyakit di mana sel-sel payudara abnormal tumbuh tak
terkendali pada kelenjar dan jaringan payudara.

Baca juga: Cegah Kanker Payudara dengan SADARI dan USG Gratis, Perempuan Diajak Peduli Sejak Dini

Pertumbuhan sel yang tidak terkendali ini menciptakan tumor yang menyebabkan benjolan atau penebalan dan membentuk tumor.

Sel kanker ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain di sekitarnya (metastasis), yang dapat mengancam jiwa dan berakibat fatal.

Sebagai ketua Cancer Information and Support Center (CISC), dirinya banyak menerima cerita dari pasien-pasien seluruh Indonesia.

Baca juga: Kanker Payudara Stadium Lanjut Bisa Menyebar ke Organ Lain, termasuk Paru-paru

"Pasien kanker payudara di perbatasan dan di Jakarta itu memiliki tantangan yang serupa. Misalnya stigma, finansial, hingga kurangnya informasi akurat," kata dia dalam kegiatan Forum Jurnalis Kesehatan yang digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dan Roche di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2025).

Aryanthi menambahkan, banyak pasien yang belum teredukasi dengan baik mengenai kanker.

Mereka tidak tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Contohnya, seorang pasien kanker payudara di perbatasan Kalimantan Barat di tahun 2020

Saat itu belum ada dokter onkologi. Ibu I memilih berobat ke Kuching, Malaysia karena lebih dekat, cepat, dan kanker murah.

Pasien I terdiagnosis payudara HER2-positf stadium dini.

Sayangnya pandemi Covid-19 membuat kemoterapi dịjalani dengan dokter non-onkologi, dan obat target terapi didapat dengan titipp via udara.

Asuransi hanya menjamin 11x dan biaya sendiri 7x karena limit sudah habis.

Kemudian pasien di Jakarta. Pada tahun 2022, Ibu Hmenemukan benjolan lalu di MCU.

Membutuhkan waktutunggu 3 bulan untuk menemui dokter lalu pindah Rumah Sakit.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved