Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Anak Keracunan MBG Masalah Serius, Infeksi Berulang Bisa Ubah Struktur Usus hingga Picu Keganasan

Keracunan makanan tidak boleh dianggap remeh. Dalam keadaan akut bisa fatal, bahkan sampai kematian.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
PERAWATAN KORBAN - Pelajar korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). Korban keracunan MBG terjadi di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas sejak Senin (22/9/2025) hingga Kamis (25/9/2025), mencapai lebih dari 1.200 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KIRNIAWAN) 

Keracunan makanan massal yang terjadi di sekolah bukan hanya mengganggu aktivitas belajar, tapi juga berdampak pada tumbuh kembang anak. 

Infeksi yang berulang bisa melemahkan daya tahan tubuh, mengganggu penyerapan gizi, hingga menyebabkan kebutuhan medis yang lebih kompleks.

Tak hanya itu, penggunaan antibiotik untuk mengatasi keracunan juga bisa memengaruhi mikrobiota usus anak. 

Hal ini berpotensi mengubah keseimbangan flora usus, yang berperan penting dalam imunitas maupun metabolisme. 

Jika dibiarkan, dampaknya bisa terasa hingga dewasa.

Perlunya Pengawasan Ketat

Kasus keracunan MBG menunjukkan bahwa distribusi makanan sehat tidak bisa hanya berorientasi pada jumlah dan kandungan gizi, tetapi juga keamanan pangan. 

Rantai dingin harus dijaga, bahan baku tidak boleh terpapar lama di suhu ruang, dan makanan matang tidak boleh bercampur dengan bahan mentah.

Pemerintah, sekolah, penyedia katering, hingga orang tua, memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan makanan yang diberikan benar-benar aman. 

Mengingat risiko jangka panjang yang dijelaskan Prof Ari, keracunan makanan bukanlah masalah sesaat.

Setiap kasus keracunan harus diperhatikan secara serius. 

Jika gejala berlangsung lama atau terjadi berulang, segera perlu pemeriksaan medis.

“Makanya kalau bisa jangan sampai terjadi infeksi keracunan ini, apalagi berulang. Karena tadi dampaknya buat jangka panjang bisa terjadi hal-hal yang lebih berat,” pungkasnya.

 

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan