Kenali Gejala Keracunan Makanan pada Anak, Bisa Berujung Dehidrasi Berat
Gejala keracunan yang paling harus diwaspadai adalah tanda dehidrasi akibat kehilangan cairan dari muntah dan diare.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus keracunan makanan setelah menyantap sajian program Maka Bergizi Gratis (MBG) kembali menyedot perhatian publik.
Ribuan anak mengalami gangguan kesehatan sesudah menerima MBG.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Yogi Prawira, SpA, Subs ETIA(K), menyebut masyarakat harus lebih memahami definisi keracunan makanan.
“Keracunan makanan itu suatu penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kontaminasinya bisa dari bakteri, parasit, virus, atau bahan kimia,” katanya.
Penyebab Keracunan Makanan
Menurut Yogi, sumber keracunan makanan bisa sangat beragam.
Bakteri seperti Salmonella, E. coli, Listeria, dan Clostridium botulinum termasuk penyebab paling sering.
Selain itu, virus hepatitis A, parasit seperti cacing dan amoeba, hingga racun dari jamur atau logam berat juga dilaporkan sebagai pemicu.
Kasus kontaminasi bahan kimia bahkan pernah muncul akibat cemaran zat berbahaya pada obat-obatan, seperti etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang memicu tragedi kesehatan besar.
Gejala Awal Keracunan
Tubuh manusia memiliki mekanisme pertahanan alami yang akan merespons masuknya zat berbahaya.
Baca juga: Siapa yang Menanggung Biaya Pengobatan Siswa yang Keracunan MBG?
Gejala awal keracunan biasanya berupa mual, muntah, nyeri perut, dan diare cair.
Pada kasus tertentu, penderita bisa mengalami diare berdarah. Namun, gejala tak selalu berhenti di saluran pencernaan.
Beberapa jenis bakteri atau racun dapat memicu gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, pandangan kabur, hingga kelemahan otot.
Keracunan Clostridium botulinum, misalnya, bisa menyebabkan kesemutan hingga kelumpuhan.
Gejala yang paling harus diwaspadai adalah tanda dehidrasi akibat kehilangan cairan dari muntah dan diare.
Anak yang mulutnya kering, terus menerus merasa haus, buang air kecil berkurang dengan warna pekat, serta tampak lemas bisa jadi sudah mengalami dehidrasi.
Mendagri Tito Karnavian: Koordinasi Pemda dan Satgas MBG Bakal Minimalisir Keracunan |
![]() |
---|
Program MBG Didesak Dimoratorium Buntut Banyak Kasus Keracunan hingga Gerus Anggaran Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Bandung Barat Tetapkan KLB Kasus Keracunan MBG di Cipongkor, BGN Buka Suara |
![]() |
---|
Alergi Disebut Salah Satu Sebab Kasus MBG, IDAI Jelaskan Perbedaannya dengan Keracunan |
![]() |
---|
Program MBG di Malaysia Lebih Dulu Sukses, MBG di Indonesia Perlu Evaluasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.