Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Analisa Matematika Penyebab Keracunan MBG, Interval Waktu Bakteri Berkembang hingga Makanan Basi

Bagaimana bisa terjadi keracunan MBG? Ahli matematika dari Universitas 11 Maret (UNS) Surakarta,DR Sutanto Sastraredja mengungkap analisisnya. 

Penulis: Anita K Wardhani
Tribunnews/Mario Christian Sumampow
KERACUNAN MBG -Tampilan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari kedua di SDN 06 Pulogebang, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025). Bagaimana bisa terjadi keracunan MBG? Ahli matematika dari Universitas 11 Maret (UNS) Surakarta,DR Sutanto Sastraredja mengungkap analisisnya.  


Grafik ini membuat simulasi pertumbuhan koloni bakteri pada 3 suhu dan kelembaban berbeda.


Bakteri akan berkembang biak dihitung berbasis jumlah koloni, jika suhu dan kelembabannya mendukung. 

"Suhu yang panas dan kelembaban tinggi akan mempercepat tumbuhnya bakteri dalam makanan. 
Jika jumlahnya koloni bakteri  melebihi batas ambang maka makanan basi," paparnya kepada Tribunnews.com. 

MBG DI KENDAL - Unggahan Instagram @insta_kendal memperlihatkan menu MBG di Kendal disebut memprihatinkan, hanya berisi mie goreng, sepotong kecil telur dadar, potongan wortel, susu kotak, Kamis (21/8/2025).
MBG DI KENDAL - Unggahan Instagram @insta_kendal memperlihatkan menu MBG di Kendal disebut memprihatinkan, hanya berisi mie goreng, sepotong kecil telur dadar, potongan wortel, susu kotak, Kamis (21/8/2025). (Instagram @insta_kendal)

Dengan kata lain, jika makanan dimasak dan dihidangkan dalam interval waktu yang lama dan tidak dikondisikan pada suhu dan kelembaban yang rendah maka makanan akan cepat basi. 

"Masaknya harus higienis, ruang penyimpanan dan pengantaran (mobil delivery) musti berada pada suhu dan kelembaban yang rendah," jelasnya lagi. 

Sutanto menganalisis, karena porsi MBG banyak yg harus disiapkan, maka butuh waktu lama untuk  menyiapkan makanan. 

"Membiarkan waktu yang lama sampai disantap jam 12 siang adalah waktu untuk bakteri berkembang biak, dan akan jauh lebih cepat berkembang jika makanan tersebut berada pada suhu dan kelembaban tinggi. 

Maka jumlah koloni bakteri tsb akan melebihi ambang batas yang ada dalam makanan, sehingga makanan disebut basi," pungkasnya. 

 

Sikap Pemerintah

Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin, (22/9/2025).
Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin, (22/9/2025). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Istana Tegaskan Pemerintah Tidak Tone Deaf Dalam Kasus Keracunan MBG

Istana melalui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mengatakan bahwa pemerintah tidak buta dan tuli terhadap sejumlah kasus keracunan  program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurutnya sejumlah lembaga pemerintah mencatat kasus keracunan MBG, mulai dari  Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Masyarakat harus tahu bahwa pemerintah itu tidak buta dan tuli, alias tone deaf," katanya.


Menurut Qodari hasil kajian BPOM,  puncak kejadian keracunan terjadi pada Agustus 2025, dengan sebaran terbanyak di Jawa Barat. Adapun penyebab utama keracunan tersebut diantaranya adalah higienitas makanan, suhu dan ketidaksesuaian pengolahan pangan, kontaminasi silang, serta indikasi alergi pada penerima manfaat.

“Ini contoh bahwa pemerintah tidak tone deaf, tidak buta dan tuli. Pak Mensesneg kan sudah merespon juga kan, Jumat kemarin kan, mengakui adanya itu minta maaf dan akan evaluasi. Ini saya tambahkan data-datanya,” pungkasnya.

BGN Bentuk Tim Investigasi

Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyatakan pihaknya akan membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kasus dugaan keracunan siswa yang mengonsumsi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah.

KERACUNAN MBG - Tampak sejumlah siswa di Kecamatan Empang, Sumbawa berbaring lemas kesakitan diduga keracunan usai konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).
KERACUNAN MBG - Tampak sejumlah siswa di Kecamatan Empang, Sumbawa berbaring lemas kesakitan diduga keracunan usai konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). (Dok. Istimewa)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan