Senin, 6 Oktober 2025

Lari Bisa Tambah Harapan Hidup 7 Tahun, Ini Penjelasan Dokter

Banyak orang mengira umur panjang hanya ditentukan oleh faktor genetik. Padahal, ada cara sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, yaitu lari.

TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Ketika obat Covid-19 belum ditemukan, maka langkah yang bisa kita lakukan adalah menghindari penularan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain mengonsumsi makanan yang bergizi, kita juga perlu berolahraga teratur agar pertahanan tubuh semakin kokoh. Ketika kita berolahra sebatas jalan kaki, penggunaan masker diperbolehkan, akan tetapi jika olahraga yang intensitasnya sudah sedang menuju berat, seperti jogging apalagi lari, sebaiknya tidak pakai masker dikarenakan jogging atau lari sambil memakai masker berisiko menyebabkan terjadinya pneumothorax atau kolaps paru. Sehingga untuk kedua olahraga tersebut, kita paling baik melakukannya di rumah menggunakan treadmill dan tanpa masker, selama pandemi. TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orang mengira umur panjang hanya ditentukan oleh faktor genetik. 

Padahal, ada cara sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, yaitu lari.

Baca juga: 17 Ide Sarapan Sehat untuk Pelari, Cocok Sebelum Lari 5K, 10K, hingga Marathon

Aktivitas fisik yang murah meriah ini ternyata dapat memperpanjang usia hingga 7 tahun lebih lama, jika dilakukan dengan benar dan konsisten.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Subspesialis Kedokteran Olahraga RS Universitas Indonesia (RSUI), Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO., Subsp.APK(K), MARS, di Jakarta, Selasa (9/9/2025). 

"Jalan atau lari Itu bisa dilakukan sebagai kebutuhan kita untuk mencukupi aktivitas aerobik. Disini akan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Mengontrol berat badan serta ternyata memperpanjang usia hidup hingga 7 tahun," ungkap dalam konferensi pers acara lari KedokteRun 2025 yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Kedokteran FKUI di Salemba Jakarta, Selasa (9/9/2025). 

Baca juga: SportFest 2025: Dari Fun Run, Workout Bareng hingga Konser Musik Urban di Jakarta

Menurutnya, lari bukan sekadar olahraga, melainkan simbol gaya hidup sehat.

“Lari ini olahraga yang paling demokratis. Kenapa? Karena lari tidak perlu alat mahal, bisa dilakukan siapa saja. Mulai dikatakan sepatu lari ini adalah paspor kesehatan,” ungkap dokter yang akrab disapa Tata ini. 

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menegaskan bahwa aktivitas aerobik seperti jalan cepat dan lari merupakan kunci utama menjaga kesehatan jantung, paru-paru, dan metabolisme tubuh. 

WHO merekomendasikan orang dewasa berolahraga 150-300 menit intensitas sedang per minggu atau 75-150 menit intensitas berat.

OLAH RAGA LARI - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (2/9/2025), memperlihatkan kaki pelari. Dalam beberapa tahun terakhir, tren lari di Indonesia berkembang pesat dan menjelma sebagai salah satu olahraga paling populer
OLAH RAGA LARI - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (2/9/2025), memperlihatkan kaki pelari. Dalam beberapa tahun terakhir, tren lari di Indonesia berkembang pesat dan menjelma sebagai salah satu olahraga paling populer (HandOut/IST)

Lari termasuk dalam kategori latihan aerobik intensitas sedang hingga tinggi. 

Dengan rutinitas ini, seseorang bisa merasakan berbagai manfaat luar biasa.

Tekanan darah lebih stabil, gula darah terkendali, kolesterol lebih seimbang, hingga menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Tak hanya itu, berlari juga merangsang pelepasan hormon endorfin sering disebut hormon bahagia. 

Efek psikologisnya signifikan adalah suasana hati lebih baik, tidur lebih nyenyak, stres menurun, bahkan meningkatkan kepercayaan diri.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved