Senin, 6 Oktober 2025

Lembaga Riset Australia Bandingkan Efektivitas Tembakau Alternatif dan Terapi Pengganti Nikotin

UNSW Sydney melakukan studi yang membandingkan efektivitas penggunaan produk tembakau alternatif dengan terapi pengganti nikotin.

DOK.
PENELITIAN - Lembaga asal Australia, National Drug and Alcohol Research Centre (NDARC) UNSW Sydney melakukan studi yang membandingkan efektivitas penggunaan produk tembakau alternatif dengan terapi pengganti nikotin atau Nicotine replacement therapy (NRT). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga asal Australia, National Drug and Alcohol Research Centre (NDARC) UNSW Sydney melakukan studi yang membandingkan efektivitas penggunaan produk tembakau alternatif dengan terapi pengganti nikotin atau Nicotine replacement therapy (NRT).

Studi tersebut berjudul “Vaporized Nicotine Products for Smoking Cessation Among People Experiencing Social Disadvantage: A Randomized Clinical Trial” yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine.

National Drug and Alcohol Research Centre (NDARC) adalah pusat riset terkemuka di Australia yang berfokus pada isu-isu terkait alkohol dan narkoba. 

NDARC berada di bawah naungan Faculty of Medicine & Health, University of New South Wales (UNSW Sydney) Australia dan telah berdiri sejak tahun 1986.

Peneliti utama dan Ketua Kelompok Riset Tembakau di NDARC, Associate Professor Ryan Courtney, mengatakan riset rampung Juli 2025 ini melibatkan 1.000 responden dan mereka secara acak diberikan produk tembakau alternatif dan terapi pengganti nikotin

Hasilnya, setelah enam bulan, persentase berhenti merokok terdapat pada grup yang menggunakan produk tembakau alternatif yakni 28,4 persen, sementara grup terapi pengganti nikotin hanya sekitar 9,6 persen.

Menurut Ryan, rokok elektronik memang bukan solusi instan. Namun, hasil riset telah menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif ini bisa menjadi opsi untuk berhenti merokok yang menjanjikan. 

Tingkat keberhasilan berhenti merokok lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pengguna NRT, khususnya bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara sosial.

“Analisis kami menunjukkan, tingkat keberhasilan berhenti merokok pada pengguna produk tembakau alternatif lebih tinggi dibandingkan pengguna NRT, tanpa dipengaruhi faktor usia, jenis kelamin, tingkat ketergantungan nikotin, maupun riwayat atau pengobatan gangguan kesehatan mental baru-baru ini,” kata Ryan melalui keterangan tertulis, Senin (18/8/2025).

Profesor Nicholas Zwar dari Royal Australian College of General Practitioners mengatakan, temuan ini menambah bukti produk tembakau alternatif merupakan alat bantu berhenti merokok yang efektif.

Hal ini khususnya bagi mereka yang sebelumnya telah diterapi dengan menggunakan NRT.

“Studi ini juga signifikan karena menggunakan perangkat pod nikotin, jenis yang paling banyak diresepkan di Australia berkat efek samping yang rendah, baik secara sengaja maupun tidak,” ujarnya.

Merespons hasil penelitian tersebut, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) Paido Siahaan menilai temuan ini sejalan dengan riset-riset sebelumnya. 

Ia merujuk pada penelitian Randomized Controlled Trial yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada 2019.

Riset ini menunjukkan tingkat keberhasilan berhenti merokok pada pengguna produk tembakau alternatif mencapai 18 persen, hampir dua kali lipat dibandingkan pengguna NRT yang hanya 9,9 persen setelah satu tahun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved