Minggu, 5 Oktober 2025

Rekomendasi Diet Sehat bagi Penderita Asam Urat Berdasarkan IRA

Ikatan Reumatologi Indonesia (IRA) memberikan sejumlah rekomendasi diet sehat bagi penderita asam urat.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Febri Prasetyo
Freepik
ILUSTRASI ASAM URAT - Ilustrasi asam urat diambil dari Freepik pada Sabtu (2/8/2025). Ikatan Reumatologi Indonesia (IRA) memberikan sejumlah rekomendasi diet sehat bagi penderita asam urat. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyakit asam urat adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi.

Hal ini menyebabkan kristal monosodium urat (MSU) menumpuk di persendian dan memicu peradangan atau serangan nyeri yang dikenal sebagai gout.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Hasri Ndaru Kusumawati, ahli gizi di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menyebut bahwa gout diawali dengan hiperurisemia atau kadar asam urat tinggi di dalam darah, yaitu dengan kadar asam urat serum > 7 mg/dl.

Kadar asam urat yang tinggi dapat membentuk kristal tajam yang mengendap di persendian sehingga menyebabkan pembengkakan dan nyeri, terutama pada sendi-sendi kecil seperti jempol kaki.

Kadar asam urat yang tinggi ini dapat dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat.

Ikatan Reumatologi Indonesia (IRA) memberikan sejumlah rekomendasi diet sehat bagi penderita asam urat yang dapat membantu mengurangi risiko serangan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

IRA didirikan di Solo, Jawa Tengah, pada tahun 1972.

Pendiriannya diprakarsai oleh Prof. Dr. R. Soeharso yang prihatin dengan peningkatan jumlah pasien rematik (penyakit yang menyerang sendi, otot, dan jaringan ikat, yang seringkali menyebabkan peradangan dan nyeri) yang mengalami deformitas.

Deformitas adalah perubahan bentuk atau struktur tubuh yang tidak normal.

IRA kemudian menjadi organisasi yang memimpin pengembangan teori, penelitian, pendidikan, dan praktik reumatologi di Indonesia.

Rekomendasi Diet Sehat bagi Penderita Asam Urat

Selengkapnya, inilah rekomendasi diet sehat bagi penderita asam urat menurut IRA.

Baca juga: Bahaya Purin Berlebih: Penyebab Asam Urat dan Cara Mengatasinya Secara Alami

1. Menghindari Minuman Beralkohol

Konsumsi alkohol terbukti meningkatkan produksi asam urat dan menyebabkan penurunan ekskresi urat melaui urine.

Konsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko gout, yang risikonya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah akohol yang dikonsumsi.

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat melemahkan fungsi hati, mengganggu interaksi multi organ lainnya dan menyebabkan peradangan.

2. Membatasi Konsumsi Minuman Tinggi Fruktosa (Minuman Berpemanis)

Minuman tinggi fruktosa dan minuman ringan berpemanis gula terbukti meningkatkan kadar asam urat serum.

Minuman manis seperti soda dan jus buah kemasan perlu dibatasi.

Sebuah penelitian meta-nalisis telah menunjukkan efek fruktosa dalam meningkatkan risiko terhadap gout dan hiperurisemia.

Hiperurisemia adalah kondisi medis ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi

Tidak ditemukan bukti bahwa buah segar (utuh) dan minuman bebas fruktosa meningkatkan risiko kadar asam urat serum.

3. Membatasi Makanan Tinggi Purin

Purin adalah senyawa yang ditemukan dalam semua sel tubuh dan sebagian besar makanan.

Dalam tubuh, purin dimetabolisme menjadi asam urat.

Makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan dan produk olahan daging dapat meningkatkan kadar asam urat serum dan risiko gout, sehingga konsumsinya sebaiknya dibatasi.

Demikian pula dengan seafood terutama udang, lobster, kepiting, dan kerang.

Untuk sayuran yang tinggi purin (seperti asparagus, bayam, brokoli dan yang lainnya), berdasarkan beberapa penelitian tidak meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout.

Suatu meta-analisis menemukan bahwa konsumsi sayuran kaya purin tidak berhubungan dengan peningkatan risiko hiperurisemia dan bahkan memiliki efek protektif terhadap gout.

Oleh karena itu, konsumsi sayuran secara umum, termasuk yang kaya purin tetap boleh dikonsumsi tanpa pembatasan.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele Kebiasaan Rutin Jalan Kaki, Bisa Turunkan Risiko Kematian

4. Konsumsi Makanan Rendah Lemak

Konsumsi lemak yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan trigliserida (lemak), sehingga menyebabkan peningkatan masa lemak dan obesitas.

Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas berhubungan dengan hiperurisemia.

Disarankan menghindari makanan tinggi lemak jenuh atau lemak trans yang dapat ditemukan pada makanan cepat saji, pangan olahan, frozen food, dan kue kering (cookies).

Sebaiknya tingkatkan proporsi sayuran dan buah-buahan, kacang-kacangan, minyak tak jenuh yang sehat seperti minyak zaitun, serta protein yang sehat seperti unggas, ikan, telur dan produk susu yang rendah lemak.

5. Menjaga Berat Badan Ideal dan Latihan Fisik yang teratur

Olah raga yang dianjurkan adalah jenis olahraga aerobik intensitas rendah atau sedang karena dapat mengurangi respons inflamasi terhadap kristal monosodium urat (MSU), sedangkan olahraga intensitas tinggi tidak bermanfaat.

Suatu penelitian juga menunjukkan orang dewasa dengan gout yang aktif secara fisik memiliki frekuensi serangan berulang yang lebih rendah daripada mereka yang tidak aktif secara fisik.

Status hidrasi juga perlu diperhatikan karena keadaan dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh) dapat menyebabkan hiperurisemia.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved