Tips Kesehatan
Apa yang Terjadi pada Tubuh Ibu Saat Hormon Kehamilan Meningkat?
Kehamilan membawa banyak perubahan dalam tubuh wanita—baik secara fisik, emosional, maupun metabolik.
TRIBUNNEWS.COM - Kehamilan membawa banyak perubahan dalam tubuh wanita—baik secara fisik, emosional, maupun metabolik.
Salah satu perubahan paling signifikan adalah lonjakan hormon yang terjadi sepanjang masa kehamilan.
Hormon-hormon ini tidak hanya berperan dalam pertumbuhan janin, tetapi juga memengaruhi hampir seluruh sistem tubuh ibu.
Menurut peninjauan medis oleh Debra Rose Wilson, seorang perawat profesional dan konsultan laktasi yang dikutip dari laman Healthline, perubahan hormonal selama kehamilan bersifat dramatis dan memengaruhi tubuh dari kepala hingga kaki.
Lonjakan Estrogen dan Progesteron
Dua hormon utama yang mengalami peningkatan tajam selama kehamilan adalah estrogen dan progesteron.
Dalam satu kehamilan, tubuh wanita menghasilkan lebih banyak estrogen dibandingkan seluruh hidupnya saat tidak hamil.
Estrogen membantu membentuk pembuluh darah baru, mentransfer nutrisi dari ibu ke janin, serta mendukung perkembangan organ janin.
Estrogen juga berperan dalam pertumbuhan saluran susu di payudara dan bisa menyebabkan mual pada trimester pertama.
Sementara Progesteron membuat otot dan ligamen lebih longgar untuk mempersiapkan tubuh menghadapi pertumbuhan rahim dan proses persalinan.
Namun, efek ini juga bisa meningkatkan risiko cedera saat berolahraga.
Baca juga: Hamil Tua, Erika Carlima Datang Sendirian Klarifikasi Laporan ke Polda Metro Jaya
Dampaknya terhadap Aktivitas Fisik
Kenaikan hormon-hormon ini berdampak langsung pada postur tubuh ibu, terutama karena pembesaran payudara dan perut yang mengubah pusat gravitasi.
Hal ini menyebabkan ibu hamil menjadi lebih rentan terhadap kehilangan keseimbangan dan cedera saat bergerak. Ligamen yang melunak dapat memicu nyeri panggul, punggung, bahkan lutut.
Retensi Cairan dan Penambahan Berat Badan
Peningkatan berat badan dan tekanan dari rahim yang membesar dapat menyebabkan retensi cairan, terutama di wajah, tangan, dan kaki.
Hal ini terjadi karena aliran darah menjadi lambat di bagian bawah tubuh.
Retensi cairan juga memperberat aktivitas fisik dan menyebabkan pembengkakan ringan selama trimester kedua hingga akhir kehamilan.
Tips untuk mengurangi pembengkakan antara lain:
- Istirahat yang cukup
- Hindari berdiri terlalu lama
- Kurangi asupan garam dan kafein
- Tambahkan kalium dalam makanan
Perubahan Sensorik
Hormon kehamilan juga memengaruhi indera perasa dan penciuman.
Banyak ibu hamil melaporkan peningkatan sensitivitas terhadap bau tertentu dan perubahan selera makan, seperti menyukai makanan lebih asin atau manis.
Beberapa juga mengalami dysgeusia, yakni gangguan kemampuan mengecap, dan rasa logam di mulut.
Selain itu, penglihatan bisa berubah, termasuk pandangan kabur atau sensitivitas terhadap lensa kontak.
Pada sebagian kecil kasus, kehamilan dapat memicu gangguan mata yang lebih serius, terutama pada ibu dengan preeklampsia atau diabetes gestasional.
Perubahan Payudara dan Leher Rahim
Sejak trimester pertama, payudara mulai membesar dan menjadi lebih sensitif.
Hormon kehamilan merangsang pembesaran areola, munculnya benjolan kecil di sekitarnya, hingga produksi kolostrum, yaitu cairan awal ASI.
Sementara itu, leher rahim memproduksi lendir tebal untuk melindungi rahim dari infeksi. Lendir ini akan luruh menjelang persalinan.
Perubahan Kulit, Rambut, dan Kuku
Hormon kehamilan bisa menimbulkan hiperpigmentasi pada wajah (melasma), perut (linea nigra), dan area puting.
Stretch marks juga umum muncul karena peregangan kulit yang cepat.
Sebagian ibu hamil mengalami pertumbuhan rambut lebih cepat, bahkan di area yang tidak diinginkan, seperti wajah atau punggung.
Kuku pun bisa tumbuh lebih cepat, namun menjadi rapuh atau mudah patah. Ini bisa diatasi dengan pola makan sehat dan konsumsi vitamin prenatal.
Sistem Peredaran Darah dan Pernapasan
Selama kehamilan, volume darah ibu meningkat hingga 50 persen dan detak jantung bisa naik 15–20 persen untuk mencukupi kebutuhan janin.
Hal ini membuat ibu mudah terengah-engah, terutama saat naik tangga atau berdiri terlalu cepat.
Pada trimester akhir, tekanan dari rahim bisa menekan vena utama di tubuh, menyebabkan pusing atau pingsan jika berbaring telentang.
Metabolisme dan Suhu Tubuh
Tingkat metabolisme dasar ibu hamil meningkat tajam, terutama di trimester ketiga.
Ini meningkatkan kebutuhan kalori dan menyebabkan suhu tubuh sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Oleh karena itu, ibu hamil perlu berhati-hati terhadap overheating atau dehidrasi, terutama saat berolahraga atau cuaca panas.
(Tribunnews.com/Widya)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.