Tips Kesehatan
Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Berhenti Minum Gula Selama Seminggu?
Gula adalah salah satu bahan yang paling umum ditemukan dalam makanan dan minuman modern.
TRIBUNNEWS.COM - Gula adalah salah satu bahan yang paling umum ditemukan dalam makanan dan minuman modern.
Tak hanya ada di dalam permen dan kue, gula juga tersembunyi dalam saus, minuman kemasan, roti, dan bahkan sereal sarapan.
Gula, khususnya gula tambahan, berperan sebagai sumber energi cepat dalam tubuh, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, justru bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan serius.
Menurut peninjauan medis oleh seorang ahli gizi di Amerika, Aviv Joshua, yang dipublikasikan di Health.com, mengurangi konsumsi gula tambahan dapat berdampak besar bagi tubuh, bahkan hanya dalam waktu seminggu.
Apa Itu Gula dan Bagaimana Pengaruhnya bagi Tubuh?
Secara alami, gula terdapat dalam buah-buahan, sayuran, dan produk susu dalam bentuk fruktosa dan laktosa.
Gula ini biasanya disertai dengan serat, vitamin, dan mineral.
Berbeda dengan itu, gula tambahan adalah gula yang ditambahkan selama pemrosesan makanan, seperti sirup jagung tinggi fruktosa, sukrosa, dan lainnya dan tidak mengandung nutrisi bermanfaat (empty calories).
Saat dikonsumsi, gula cepat diserap ke dalam darah dan menjadi sumber energi instan.
Namun, kelebihan gula menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah dan memicu pelepasan insulin secara berlebihan.
Jika berlangsung terus-menerus, hal ini bisa memicu resistensi insulin, obesitas, dan bahkan diabetes.
Baca juga: 8 Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan Tubuh: Membantu Melancarkan Sistem Pencernaan
Apa yang Terjadi Jika Berhenti Mengonsumsi Gula Selama Seminggu?
Berhenti mengonsumsi gula tambahan meskipun hanya dalam waktu 7 hari bisa memberi perubahan besar pada tubuh. Berikut ini beberapa dampak yang umum terjadi:
1. Penurunan Asupan Kalori dan Berat Badan
Gula tambahan tinggi kalori namun tidak memberi rasa kenyang. Menghindari gula otomatis menurunkan asupan kalori harian.
Ini sangat membantu dalam mengelola atau menurunkan berat badan.
Sebuah studi dalam BMJ Open menyebutkan bahwa pengurangan konsumsi gula berkontribusi dalam mencegah obesitas dan penyakit hati berlemak non-alkoholik.
2. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Gula berlebih, terutama dari minuman manis, dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan trigliserida, dua faktor risiko utama penyakit jantung.
Cobalah mengganti minuman manis dengan air mineral yang ditambahkan potongan buah segar untuk sensasi rasa alami tanpa gula.
3. Menstabilkan Gula Darah dan Mencegah Diabetes
Menghindari gula tambahan membantu menstabilkan kadar gula darah. Ini penting bagi penderita pra-diabetes, diabetes tipe 2, atau mereka yang memiliki risiko tinggi.
Gula tambahan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tajam, yang dalam jangka panjang bisa merusak mata, ginjal, dan saraf.
4. Meningkatkan Asupan Nutrisi
Dengan menghindari makanan tinggi gula, kita cenderung memilih makanan yang lebih bergizi, seperti buah beri, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Ini meningkatkan asupan antioksidan, serat, dan vitamin yang penting untuk regenerasi sel dan kekebalan tubuh.
5. Mencegah Kerusakan Gigi
Gula memberi makan bakteri jahat di mulut yang menyebabkan kerusakan email gigi dan gigi berlubang. Menghindari makanan manis membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi.
Gejala yang Mungkin Muncul Saat Menghindari Gula
Menghentikan konsumsi gula secara mendadak bisa memicu reaksi tubuh yang dikenal sebagai "sugar withdrawal".
Gejala ini bukan tanda kecanduan, melainkan adaptasi tubuh terhadap perubahan kadar glukosa. Beberapa gejalanya meliputi:
- Sakit kepala
- Mudah marah
- Kelelahan
- Gemetar
- Sulit tidur
- Pandangan kabur
Gejala ini biasanya membaik setelah beberapa hari tubuh beradaptasi.
Berapa Banyak Gula yang Disarankan?
Menurut American Heart Association (AHA):
- Wanita: maksimal 25 gram (6 sendok teh) gula tambahan per hari
- Pria: maksimal 36 gram (9 sendok teh) per hari
Selalu periksa label makanan dan minuman—jumlah total sugar dan added sugar kini biasanya dicantumkan secara terpisah.
Contoh Makanan dan Minuman Tinggi Gula Tambahan
- Minuman bersoda dan minuman energi
- Minuman kopi kekinian
- Sereal sarapan
- Kue, biskuit, dan donat
- Saus tomat dan saus salad
- Yogurt rasa buah (yang bukan plain)
(Tribunnews.com/Widya)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.