Senin, 29 September 2025

Cegah TBC Berat pada Anak, Cukupkah Vaksin BCG Sekali Seumur Hidup?

Vaksin BCG digunakan untuk mencegah TBC berat, seperti TB meningitis dan TB miliar yang menyerang otak dan organ tubuh lainnya. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
freepik
ILustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan serius dalam dunia kesehatan global, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. 

Salah satu upaya yang telah lama digunakan untuk mencegah penyakit ini adalah vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG).  

Tapi, sebenarnya bagaimana vaksin ini bekerja dan cukupkah disuntikkan sekali untuk seumur hidup? 

Baca juga: Sama-Sama untuk TBC, Ini Beda Vaksin BCG dengan M72 yang Diuji Coba Bill Gates di Indonesia 

Terkait hal ini edukator farmasi apt. Rahmat Hidayat, S.Farm., MSc dalam program Kemencast di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, beri penjelasan. 

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, jenis bakteri yang sangat kuat dan tahan terhadap banyak sistem pertahanan tubuh manusia.

Ia memiliki dinding sel yang tebal, menyerupai jamur, sehingga sulit dihancurkan. Inilah yang menyebabkan pengobatan TBC bisa berlangsung berbulan-bulan, tidak seperti infeksi bakteri biasa.

Untuk menghadapi ancaman ini, dunia kesehatan mengembangkan vaksin BCG, atau Bacillus Calmette-Guérin. 

Vaksin ini berasal dari mikrobakterium yang dilemahkan dan pertama kali dikembangkan oleh para peneliti dari Prancis. 

“Dia dimasukkan ke dalam tubuh, ternyata menghasilkan antibodi, meskipun tidak terlalu spesifik,” jelasnya, Rabu (2/6/2025). 

BCG terbukti efektif terutama dalam mencegah TBC berat, seperti TB meningitis dan TB miliar yang menyerang otak dan organ tubuh lainnya. 

Karena itulah, vaksin BCG diberikan kepada bayi sejak lahir atau sebelum usia dua bulan, ketika sistem imun mereka belum terbentuk secara sempurna.

Cara Kerja Vaksin BCG

Ketika vaksin BCG dimasukkan ke dalam tubuh anak, sistem imun akan mengenalinya sebagai benda asing. 

Hal ini akan memicu aktivasi limfosit B yang kemudian memproduksi antibodi. Proses ini juga membentuk “memori imun”.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan