Sabtu, 4 Oktober 2025

Kementerian Kesehatan Dorong Pengembangan Riset Genomika dan Biomedis yang Inklusif

Kementerian Kesehatan mendorong agar hasil riset genomik dan biomedis di Indonesia dapat dilakukan secara inklusif. 

|
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
SCIENCE DOJO - Sebanyak 32 peneliti muda dari berbagai wilayah dan institusi di Indonesia mengikuti Genomics and Science Dojo Workshop & Dissemination Event, yang berlangsung pada 16 sampai 20 Juni 2025 di Taman Ismail Marzuki Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mendorong agar hasil riset genomik dan biomedis di Indonesia dapat dilakukan secara inklusif. 

Saat ini, Kemenkes masih menbahas regulasi agar riset genomik dapat dimanfaatkan secara inklusif.

"Kementerian Kesehatan ingin mengembangkan strategi yang inklusif untuk mendukung riset dan kolaborasi. Kami sedang menyusun regulasi yang terkait dengan bioteknologi," ujar Irene Lorinda Indalao, dari Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan Kemenkes.

Irene menyampaikan materi “Peta Jalan Strategis Riset Genomik dan Biomedis di Indonesia: Arah Masa Depan” pada Dissemination Event dalam Genomics and Science Dojo 2.0.

Dirinya mengatakan Kemenkes juga telah melakujan digitalisasi pada sistem bio bank. 

"Kita juga melakukan digitalisasi pada sistem bio bank," katanya. 

Genomics and Science Dojo 2.0 ini menjadi momen penyusunan arah strategis riset genomik dan biomedis di Indonesia.

Julia Robertson, Health Adviser dari Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam sambutannya menegaskan Dojo sendiri ada lebih dari sekadar workshop, Dojo hadir sebagai respons nyata terhadap kebutuhan para peneliti.

Presentasi lain dilakukan oleh Anuraj Shankar, D.Sc (OUCRU) dengan topik “Perjalanan Dojo: Membangun Kapasitas Akademik dan Ilmiah di Bidang Genomik dan Biomedis”.

Lalu tema lain “Peran NGO (Non Government Organization) dalam Mendorong Riset Biomedis dan Dampaknya bagi Masyarakat Indonesia” yang dilakukan oleh Yuni Dwi Setiyawati, MHID, Dietitian (CEO of SID).

Yuni dalam pemaparannya menegaskan bahwa NGO (Non Government Organization) juga memegang peranan penting dalam memajukan riset genomika dan biomedis.

"Dengan mempercepat integrasi pengujian dan pemanfaatan genomika ke dalam layanan kesehatan primer agar mendapatkan data yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan," katanya. 

Panel kedua menampilkan hasil konkret dari program Dojo. Prof. Dr. dr. Rina Agustina, M.Gizi (Universitas Indonesia) memperkenalkan Workbook dan Guideline Manual sebagai produk pendukung keberlanjutan program. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved