Ngemil Tak Selalu Berdampak Negatif, Ada Manfaatnya bagi Kesehatan Mental dan Fisik
Ngemil berlebihan dianggap meningkatkan risiko masalah kesehatan, antara lain obesitas, diabetes, masalah pencernaan dan gigi.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebiasaan mengemil selalu dianggap memberikan dampak negatif pada tubuh.
Apalagi jika seseorang ngemil berlebihan, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan, antara lain obesitas, diabetes, masalah pencernaan dan gigi.
Padahal 'ngemil' juga bisa beri manfaat yang baik bagi fisik dan mental. Tentunya dengan catatan, 'ngemil' dilakukan dengan bijak.
Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima M.Psi ungkap manfaat dari kesehatan mental.
Menurutnya, ngemil bisa bermanfaat untuk pemenuhan emosional secara cepat.
"Yang paling besar (manfaatnya) pemenuhan kebutuhan emosional. Somehow, camilan beri dopamin, lebih cepat dan praktis juga," ungkapnya pada Media Gathering State of Snacking 2024, Ungkap Tren dan Kebutuhan Ngemil Terbaru di Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2025).
Dopamin sering disebut sebagai "hormon bahagia" karena berperan dalam sistem penghargaan otak dan memberikan perasaan menyenangkan.
Selain itu, menurut Saskhya, beberapa riset menunjukkan, jika berbagi camilan juga menjadi salah satu cara menunjukkan kasih sayang ke orang lain.
Camilan juga bisa menjadi mencairkan suasana dan membangkitkan memori yang membahagiakan.
Tidak hanya itu, Saskhya menambahkan kebiasaan ngemil dapat dijadikan penghargaan diri.
Ngemil juga bermanfaat untuk mengistirahatkan pikiran sejenak usai menjalani kesibukan selama sehari penuh.
Tak hanya dari kesehatan mental, kebiasaan ngemil pun dapat berdampak positif bagi kesehatan fisik.
Hal ini disampaikan oleh Ahli Gizi & Founder Komunitas Gizi Nusantara Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D.
Menurut Esti, mengemil adalah salah satu 'celah' mengisi kebutuhan energi kita.
Camilan sifatnya praktis, bisa dibawa kemana saja dan dikonsumsi dalam kondisi apa pun.
Lebih lanjut Esti menjelaskan waktu mengemil yang dianjurkan, yaitu di antara sarapan dan makan siang.
"Karena kita tidak bisa produktif kalau tidak ada energi. Karenanya perlu ada camilan. Apa lagi camilan enak. Jadi lebih produktif, konsentrasi dan berkarya juga," imbuhnya.
Namun, Esti menganjurkan untuk tetap bijak dalam memperhitungkan kualitas dan porsi camilan yang dikonsumsi.
"Jangan sampai setiap jam ngemil, itu tidak bagus," pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kemenkes Ungkap Efek Domino Bunuh Diri: 35 Orang Ini Bisa Terdampak Psikologis |
![]() |
---|
Anxiety di Masa Kecil dan Depresi saat Dewasa, Felicia Kawilarang Kini Bangun Ruang Aman Perempuan |
![]() |
---|
Bikin Bahagia hingga Tidur Nyenyak, Ini Efek Dahsyat Lari bagi Mental dan Otak |
![]() |
---|
5 Hal yang Bisa Dilakukan Orang Terdekat Jika Melihat Seseorang Punya Niat Akhiri Hidup |
![]() |
---|
WHO: 1 Miliar Orang Hidup dengan Gangguan Mental Seperti Cemas dan Depresi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.